Berita Nunukan Terkini

Tak Ingin Ada Stigma Sekolah Favorit di Masyarakat, Kadisdikbud Nunukan: Kami Ingin Pemerataan Siswa

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Nunukan, Akhmad tak ingin ada stigma sekolah favorit di masyarakat.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Febrianus Felis.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Nunukan, Akhmad. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Nunukan, Akhmad tak ingin ada stigma sekolah favorit di masyarakat.

Hal itu dikatakan Akhmad, lantaran setiap PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru ), SMPN 1 Nunukan selalu menjadi incaran calon siswa baru.

Menurut Akhmad sistem PPDB online menggunakan aplikasi yang terintegrasi dengan Kemendikbud saat ini sudah menunjang untuk pemerataan siswa baru di setiap sekolah.

"Kami berharap pemahaman soal sekolah favorit dikesampingkan dulu oleh orang tua. PPDB dengan sistem yang ada sekarang ini sudah baik sekali. Tujuannya kami ingin pemerataan siswa baru," kata Akhmad kepada TribunKaltara.com, Rabu (03/07/2024), sore.

Baca juga: Orangtua di Nunukan Kalimantan Utara Prioritaskan Anak Masuk SMP Negeri, Tak Lolos Pilih Swasta

Lanjut Akhmad,"Kalau tidak diterima di sekolah negeri, calon siswa baru berkesempatan sekolah di sekolah swasta," tambahnya.

Akhmad memaklumi bila orang tua calon siswa baru inginkan yang terbaik untuk anaknya, namun tidak memandang sekolah lain tak layak.

"Bukan hanya kemauan anak, tapi kadang orang tua jadi ikut-ikutan. Kami maklumi hal itu wajar. Di manapun sekolah, sepanjang anak didukung oleh orang tua, anaknya pasti semangat belajar bahkan peluang untuk berprestasi sama dengan sekolah lain," ucapnya.

Akhmad menyebut sejumlah sekolah negeri saat ini sedang tahap uji coba aplikasi PPDB yang terintegrasi dengan Kemendikbud.

Diantaranya SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 1 Sebatik Utara, dan SMPN 1 Lumbis.

"Jadi untuk lima sekolah itu dalam aplikasi PPDB ada menu pilihan utama, cadangan, dan alternatif. Misalnya calon siswa saat mendaftar melalui aplikasi dengan jalur zonasi, bila tidak diterima di SMPN 1, otomatis terdaftar di SMPN 2. Sepanjang saat mendaftar, dia memilih menu sekolah cadangan SMPN 2," ujarnya.

Bila calon siswa baru tidak memilih sekolah cadangan saat mendaftar dan pada akhirnya tidak lolos seleksi, maka beresiko akan sekolah di sekolah swasta.

Baca juga: Miliki Dua Bangunan Sekolah dan Jauh dari Kota, SMPN 2 Nunukan jadi Alternatif Calon Siswa Baru

"Harus ada pilihan sekolah cadangan untuk wanti-wanti kalau tidak diterima di SMPN 1 masih bisa ke SMPN 2. Tapi kalau tidak ada pilihan sekolah cadangan, maka kalau tidak lolos di SMPN 1, ya daftar di sekolah swasta," ungkap Akhmad.

Diketahui jumlah SMP di Kabupaten Nunukan sebanyak 54 sekolah termasuk swasta. Sementara SD sebanyak 139 sekolah termasuk swasta.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved