Berita Bulungan Terkini
Gelaran Seni Budaya di Bulungan, Tari Anyam Tali Khas Suku Dayak Kenyah Bermakna Persatuan Kerukunan
Tari Kenjet Anyam Tali menjadi salah satu tarian yang sering ditampilkan oleh suku Dayah Kenyah dalam acara besar adat atau kebudayaan.
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Tari Kenjet Anyam Tali atau yang biasa kita kenal sebagai tari anyam tali menjadi salah satu tarian yang sering ditampilkan oleh suku Dayah Kenyah dalam acara besar adat atau kebudayaan.
Selain gerakannya yang indah dan dapat menghipnotis setiap penontonnya, Tari Anyam Tali juga memiliki makna tersirat.
Tarian ini dilakukan oleh sekelompok wanita berjumlah 10 orang yang menari dengan pakaian khas adat Dayak yakni Ta’a dengan atribut lengkap seperti penutup kepala berhias bulu Burung Enggang, kalung, gelang serta manik-manik.
Gerakan gemulai para penari yang diiringi alunan music khas suku Dayak menambah keindahan Tari Anyam Tali. Para penari tersebut akan menari dibawah tiang tinggi yang telah disediakan dengan kain panjang menjuntai sepanjang 8 meter dan terdiri dari sepuluh warna.
Baca juga: Mengenal Tradisi Pakiban Asal Suku Dayak Kenyah yang Meramaikan Pernikahan Putra Kapolda Kaltara

Kemudian secara perlahan, para penari akan membentuk lingkaran menggelilingi tiang tersebut dan para penari akan mulai memilah dan memilih kain-kain tersebut dan kemudian dibentuk seperti anyaman.
Biasanya para penari membutuhkan sekitar 4 hingga 6 kali putaran untuk dapat menghasilkan sebuah simpul dengan bentuk anyaman dari atas hingga bawah.
Keunikan dari tari anyam tali ini adalah, dimana saat proses menganyam tetap dengan keadaan menari. Suasana akan semakin meriah, ketika para penonton akan bersama-sama meneriakkan teriakan khas suku daya sesekali.
Tari anyam tali ini di lakukan untuk menyambut para tahu yang hadir dalam sebuah pagelaran atau acara adat dan kebudayaan Suku Dayak Kenyah.
Pelatih tari anyam tali, Desa Tengkapak,Bulungan, Mianah menjelaskan makna dari tari anyam tali khas suku Dayak Kenyah ini menjadi salah satu tarian yang memiliki simbol kerukunan dan persatuan.
“Sepuluh warna kain tersebut melambangkan suku yang berbeda-beda namun disatukan yakni disimpul menjadi bentuk anyaman. Oleh karena itu tali anyam tali ini lebih dimaknai sebagai tarian pemersatu,” kata papar Mianah.
Pada akhir tarian, sisa dari kain yang tidak teranyam kemudian akan dimasukkan kedalam sebuah kendi yang diletakkan dibawah tiang dan selanjutnya akan diserahkan kepada pihak yang dipilih sebagai penanggungjawab atau ketua paguyuban.
“Jadi ketika kain yang telah dianyam tersebut dimasukkan kedalam kendi dan kemudian diberikan kepada ketua paguyuban dalam hal ini Keluarga Tebengang Lung dari Dayak Kenyah artinya persatuan tersebut menjadi tanggungjawabnya,” terangnya.
Baca juga: Mengenal Prosesi Pekiban, Perkawinan Adat Bagi Kaum Bangsawan Dayak Kenyah: Libatkan Semua Kampung

Hingga saat ini, tari anyam tali masih populer dikalangan masyarakat di Kabupaten Bulungan, utamannya diperuntukkan saat menyambut tamu-tamu kehormatan.
(*)
Kisah Mistang Sukseskan Pemilu di Bulungan, tak Kenal Tanggal Merah hingga Kadang Tidak Bertemu Anak |
![]() |
---|
Delegasi Sri Lanka Kunjungi Desa Liagu di Bulungan, Lakukan Pengamatan dan Penanaman Mangrove |
![]() |
---|
Soroti Serapan Anggaran Baru 25 Persen, DPRD Bulungan Minta Pemkab Ada Langkah Konkret Percepatan |
![]() |
---|
Perusahaan dan UMKM Diminta Sampaikan LKPM Tepat Waktu, DPMPTSP Bulungan Perketat Pengawasan |
![]() |
---|
Bangun Jalan Sepanjang 30 Kilometer, Pemkab Bulungan Alokasikan Rp 52 Miliar di Tahun Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.