Polisi Ungkap Beras Premium Oplosan
Langgar Pakta Integritas, HS Tersangka Beras Oplosan Diberi Sanksi, Izin Dicabut Perum Bulog Tarakan
Perum Bulog Tarakan akhirnya mencabut izin penjualan beras SPHP yang selama ini dilakukan HS, setelah jadi tersangka pelaku beras oplosan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
Untuk meminimalisir pengecer melakukan hal-hal dilarang seperti mencampur, ada monitoring dilakukan petugas. Juga bekerja sama dengan beberapa dinas memantau harga.
Apabila dari laporan harganya terlalu tinggi tentu diberi teguran. Jika dari teguran itu tidak diindahkan, maka dicoret dari keanggotaan atau penetapan dari penyaluran SPHP tadi.
Ia melanjutkan kemarin juga sudah dipanggil satu saksi dari Bulog untuk menjelaskan kepada kepolisian. Pihaknya bahkan terbuka dan sangat berterima kasih semisal ada temuan kasus seperti kemarin.
Penugasan SPHP ini lanjutnya harus dikerjakan bersama dan dipantau bersama.
"Bukan hanya Bulog, semua harus membantu memantau. Kalau ada laporan harga tinggi silakan lapor. Di nomor saya 081282333322. Hp saya 24 jam aktif," jelasnya.
Baca juga: Untung Rp15 Ribu/5 Kg, Polres Tarakan Sebut Disuplai Bulog, Ini Merek Beras Oplosan Catutan Pelaku
Lebih jauh berbicara titik pengecer sendiri tersebar di pasar, kemudian toko kelontong. Untuk HS kemarin juga berstatus pengecer.
Ia juga menjelaskan sepengetahuan Bulog sendiri HS hanya memiliki kios.
"Karena di syarat kami hanya sebut kios. Untuk gudang kami kurang paham," ujarnya.
Lanjutnya lagi jika memang HS disebut distributor, seharusnya izinnya HS ada Nomor Induk Berusaha (NIB) menyebut distributor, kemudian nomor SIPP kode distributor.
Namun lanjutnya saat pengajuan berdasarkan toko eceran beras.

Ia juga mengulas kembali berkaitan istilah kuota bahwa tidak ada istilah kuota di pengecer.
Apalagi sebelumnya dalam keterangan HS disampaikan kepolisian HS mendapat jatah 100 karung namun bisa mendapat juga sampai 1.000 karung SPHP.
"Istilah kuota harus diluruskan. Takutnya ada salah persepsi. Sebenarnya tidak ada kuota di kami hanya pemerataan saja.
Saat stok ada silakan ambil 1.000 -500 karung tapi saat stok kami gak ada ya kami berikan pemerataan sekian. Karena kalau kami di Tarakan, pengiriman terkendala terkait pembongkaran.
Terkait juga pengiriman dari pelabuhan lain. Dan terkait cuaca juga," pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.