Berita Malinau Terkini
Dayak Abay Sembuak Pilih Desa Bulusu Sesua di Malinau Jadi Lokasi Replikasi Kalpataru, Ini Alasannya
Begini alasan Zakaria sebagai Ketua PPHA DAS Zakaria memilih Komunitas Adat Bulusu Sesua sebagai lokasi replikasi Kalpataru tahun ini.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU- Komunitas Adat Dayak Abay Sembuak sebagai pemenang penghargaan Kalpataru 2023, memilih Komunitas Adat Bulusu Sesua sebagai lokasi replikasi Kalpataru tahun ini. Replikasi Kalpataru merupakan program yang digagas untuk menularkan semangat melindungi hutan dan wilayah adat di Malinau Kalimantan Utara.
Ketua Perkumpulan Pengelola Hutan Adat Dayak Abay Sembuak (PPHA DAS), Zakaria mengatakan sebagai penerima penghargaan Kalpataru 2023, Komunitas Abay Sembuak merupakan pemenang penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), kategori penyelamat Lingkungan memiliki tanggung jawab moril untuk mereplikasi semangat tersebut ke wilayah adat lainnya.
Oleh karena itu, dengan adanya amanah dari Kementerian LHK, pemenang Kalpataru menunjuk satu lokasi atau komunitas sebagai sasaran replikasi.
Zakaria menyebut ada beberapa fakta dan talian sejarah dua komunitas masyarakat adat di Malinau tersebut. Kedua komunitas sama-sama memiliki wilayah adat dengan ciri khas bentang alamnya. kedua wilayah adat dialiri sungai sebagai ciri khas komunitas.
Baca juga: Bupati Malinau Buka Acara Replikasi Kalpataru di Desa Sesua, Perluas Semangat Pelihara Lingkungan
Kedua komunitas ini memiliki kemiripan dan hubungan kekerabatan yang erat.
"Adat istiadat serta budaya kita sangat mirip, bahkan dalam pelaksanaan ritual adat, kita menyebut leluhur yang sama, yaitu Yaki Bugang, Yadu Lawang," ungkapnya kepada TribunKaltara.com, Kamis (29/8/2024).
Kebiasaan masyarakat adat di Malinau, ritual pemanggilan leluhur merupakan bagian dari upacara sakral. Dua komunitas adat ini menyebut leluhur yang sama "Yaki Bugang, Yadu Lawang".
Ada relasi sejarah juga menuliskan hal yang sama. Pengakuan atas kepemilikan wilayah adat juga diceritakan dalam cerita-cerita kakek moyang.
Selain itu, penyebutan nama bentang alam juga serupa dalam bahasa ibu kedua komunitas.

"Nama gunung, sungai, Limbu dan lain-lain. Disebut dalam bahasa Belusu berdasarkan kejadian pada saat itu," ungkapnya.
Replikasi Kalpataru 2023 diharapkan juga dapat menjadi momen evaluasi bagi Pemerintah Kabupaten Malinau.
Sebab, hingga kini, Wilayah Adat Bulusu Sesua tak kunjung diakui Pemerintah Daerah. Sementara persoalan tata batas antar daerah telah selesai dipetakan.
"Kami berharap suku Dayak Bulusu di Desa Sesua juga akan segera mendapatkan SK pengakuan hutan adat mereka, sehingga mereka juga mendapat kepastian," katanya.
(*)
Penulis : Mohammad Supri
Komunitas Adat Dayak Abay Sembuak
penghargaan
Kalpataru
hutan
Malinau
Kalimantan Utara
Zakaria
Kementerian LHK
TribunKaltara.com
Dari Investasi hingga Isu Perbatasan di Kaltara, Dua Seminar Nasional Lengkapi Irau Malinau 2025 |
![]() |
---|
Kedua Kalinya ke Malinau Kaltara, Kaka: Irau Catat Dua Momen Bersejarah Bagi Slank |
![]() |
---|
Deretan Jadwal 14 Musisi dan Grup Band Ternama Bakal Manggung di Perayaan Irau Malinau Kaltara |
![]() |
---|
Besok Slank dan Seniman Lokal Tampil di Irau Malinau ke-11, Saat Gladi Bersih Curi Perhatian Warga |
![]() |
---|
Kapolres Malinau AKBP Imam Irawan Pimpin Sertijab Dua Pejabat Strategis, Berikut Ini Namanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.