Berita Nunukan Terkini
Momen Haru Bupati Asmin Laura Tutup Pidato HUT ke-25 Nunukan, Teteskan Air Mata saat Bacakan Pantun
Momen haru Bupati Nunukan Asmin Laura saat menutup pidato dalam Sidang Paripurna memperingati HUT ke-25 Kabupaten Nunukan di Kantor DPRD Nunukan.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Momen haru Bupati Nunukan, Asmin Laura saat menutup pidato dalam Sidang Paripurna memperingati HUT ke-25 Kabupaten Nunukan di Kantor DPRD Nunukan, Sabtu (12/10/2024).
Bupati Nunukan dua periode itu seakan tak bisa menahan air matanya saat menutup pidato HUT ke-25 Kabupaten Nunukan dengan dua buah pantun
"Berbaju batik pergi ke Binalawan, berangkat bersama anak dan istri. Terima kasih buat seluruh masyarakat Nunukan, atas dukungan dan kerjasamanya selama ini. Lumbis Hulu hutannya rimbun, ada gaharu damar dan rotan. Delapan tahun bersama kita membangun, yang sudah baik silahkan dilanjutkan," kata Asmin Laura sembari menyeka air mata dengan tisu di tangannya.
Seusai Sidang Paripurna, Laura mengaku terharu karena HUT ke-25 Nunukan menjadi momentum terakhir bagi dia sebagai Bupati Nunukan.
Baca juga: Bupati Nunukan Harap Unsur Pimpinan DPRD Libatkan Semua Elemen Politik dan Masyarakat dalam Bekerja
"Ini tahun terakhir saya merayakan HUT Nunukan sebagai bupati. Saya merefleksikan apa yang telah saya lakukan dari awal menjabat hingga saat ini. Terima kasih banyak kepada semua masyarakat mulai Kabudaya, Krayan, Pulau Sebatik, dan Pulau Nunukan," ucap Laura kepada TribunKaltara.com.
Selama menjabat Bupati Nunukan, Laura katakan dia belajar menjadi wanita yang kuat dengan segala tantangan dan dimamika di perbatasan.
"Saya belajar jadi wanita yang kuat dengan segala tantangan dan dinamika yang ada. Belajar ikhlas dan sabar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang beragam," ujarnya.
Selama 8 tahun memimpin Kabupaten Nunukan, Laura menuturkan dirinya sudah berupaya menyentuh segala sektor.
Namun tak sedikit tantangan yang dihadapi sejak awal menjabat 2016.
"Semua sektor kami sentuh, tapi memamg ada yang kurang maksimal. Periode pertama masa transisi pemerintahan yang awalnya gabung dengan Kaltim akhirnya pisah menjadi Kaltara. Saat diberlakukan Undang-undang 23 Tahun 2014 ada banyak kewenangan Pemda yang sudah beralih ke provinsi dan pusat," tuturnya.
"Tentu ini jadi tantangan kami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga terkesan lama. Belum lagi saat dihadapkan pada pandemi Covid-19, dua tahun recofusing anggaran." lanjutnya.
Luasnya wilayah Kabupaten Nunukan ditambah kondisi geografis wilayah, sehingga membuat wanita berdarah Bone, Sulawesi Selatan itu tidak bisa maksimal menyerap semua aspirasi masyarakat.
"Sehingga dari seluruh aspirasi masyarakat, kami lihat skala prioritas yang mana dengan menyesuaikan anggaran. Kebutuhan dasar yang belum maksimal seperti listrik dan air. Sambungan rumah itu baru 50 persen dari masyarakat kita yang tersentuh. Mudahan pemerintahan selanjutnya bisa memperbaiki persoalan air," ungkapnya.
Menurutnya capaian makro pembangunan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Mulai dari indeks pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka, gini rasio, dan angka kemiskinan.
Kepala BP3MI Kaltara Ingatkan Bahaya Jalur Ilegal ke Malaysia: Tidak Ada Perlindungan Hukum |
![]() |
---|
Sawah Kekeringan dan Panen Terancam, Jalan ke Krayan Selatan Nunukan Kaltara Masih Dalam Perbaikan |
![]() |
---|
Sambut HUT RI, Polairud dan Binmas Polres Nunukan Bagikan Bendera Merah Putih di Wilayah Pesisir |
![]() |
---|
Hujan Sejak Dini Hari, Longsor Tutup Badan Jalan dan Rumah Warga, Nunukan Nyaris Terendam Banjir |
![]() |
---|
Indonesia Siap Bangun Rumah Budaya di Malaysia, Jembatan Diplomasi dan Simbol Nasionalisme WNI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.