Berita Daerah Terkini
Kisah Guru di Perbatasan Bertahan di Tengah Keterbatasan, Harga-harga Mahal: Beli Beras Seharga Emas
Simak kisah para guru yang bertugas di perbatasan bertahan di tengah keterbatasan, harga kebutuhan pokok mahal, beli beras setara harga emas.
TRIBUNKALTARA.COM, UJOH BILANG - Simak kisah para guru yang bertugas di perbatasan bertahan di tengah keterbatasan, harga kebutuhan pokok mahal, beli beras setara harga emas.
Di tengah kondisi geografis dan ekonomi, guru – guru di perbatasan Indonesia-Malaysia tetap bertahan dengan dedikasi tinggi, kendati harga kebutuhan pokok kerap melambung tinggi.
Kepala SMA Negeri 1 Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Achmad Marzuqi, mengungkapkan suka duka mengajar di wilayah perbatasan yang seringkali menantang.
"Dengan harga-harga di sini kan mahal," katanya, menggambarkan realitas ekonomi di Long Apari, daerah yang bergantung pada pasokan dari wilayah lain.
"Beli air mineral ukuran tanggung itu bisa sampai Rp10.000 di warung," sebutnya.
Baca juga: RDTR Long Nawang Seluas 3.888 Hektare, Status Lahan Batasi Pembangunan di Perbatasan Malinau Kaltara
Untuk gas LPG 12 kilogram harga bisa mencapai Rp350.000, bahkan bisa lebih tinggi saat musim kemarau.
Pasokan bahan bakar yang terbatas turut memicu kenaikan harga lainnya, termasuk gas.
“Kalau kemarau, harga gas LPG 12 kilo di sini naik sampai Rp450.000. Distribusinya jadi susah, BBM juga susah, otomatis langsung naik," tuturnya.
Situasi semakin memprihatinkan ketika harga beras melonjak tinggi di tengah musim kering, mencapai angka fantastis.
“Harga beras bisa sampai Rp700.000 - Rp800.000 per karung, setara dengan harga emas," tutur Marzuqi.
“Ini sudah rahasia umum di sini. Warga sudah tahu dan biasa dengan kenaikan ini di musim kemarau,” jelasnya.
Baca juga: Kisah Inspiratif Brigpol Jajang, Anggota Polisi di Mahulu Kaltim Nyambi Jadi Guru, Menolak Dibayar
Menurut Marzuqi, warga seringkali dihadapkan pada kondisi unik, uang ada, namun barang yang dibutuhkan justru langka.
“Kita mampu beli, tapi barangnya nggak ada, terutama pada saat kemarau," imbuhnya.
Terlepas dari semua tantangan, Marzuqi menyatakan, para guru dan warga tetap berusaha bertahan di tengah situasi tersebut.
“Untuk kita di hulu sini, bukan hanya aksesnya sulit, tetapi juga harus menghadapi fluktuasi harga yang sangat tinggi,” tambahnya.
Keteguhan para pendidik di perbatasan ini menggambarkan betapa pengabdian dan keuletan mereka menjadi magnet kuat yang membuat pendidikan tetap berjalan, meski harus menghadapi tantangan yang besar. (*)
Penulis: Kristiani Tandi Rani
Baca berita menarik Tribun Kaltara di Google News
kisah
guru
perbatasan
Kecamatan Long Apari
Mahakam Ulu
Kalimantan Timur
harga
kebutuhan pokok
beras
emas
Isu Beras Plastik Menyebar, Warga Balikpapan Katim Marah dan Takut, Minta Pemerintah Turun Tangan |
![]() |
---|
Beras Premium Minim di Balikpapan, Mentan Amran Lapor ke Polri dan Kejagung Soal Dugaan Mafia |
![]() |
---|
Nekat Bawa Sajam ke Markas Polisi di PPU Kaltim, Pria Asal Penajam dan Sebilah Badik Diamankan |
![]() |
---|
Diduga Sakit Hati, Cekcok Pria di Babulu PPU Kaltim Akibatkan Satu Orang Tewas, Polisi Amankan Sajam |
![]() |
---|
Diterjang Hujan dan Longsor, Wali Kota Samarinda Soroti Stabilisasi Lereng, Tunda Uji Terowongan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.