Jelang Nataru Harga Bawang dan Tomat di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale Tana Tidung Meroket Naik

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Beberapa komoditas bahan pangan di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale, Tana Tidung mengalami kenaikan harga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025.

Diantara bahan pangan yang mengalami kenaikan harga yaitu bawang putih, bawang merah dan tomat.

Diungkap Lis salah satu pedagang di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale kepada TribunKaltara.com harga bawang yang biasa ia jual Rp 50 ribu perkilo kini naik menjadi Rp 55 ribu, sedangkan untuk tomat juga mengalami kenaikan hingga Rp 10 ribu perkilonya.

"Bawang ini naik, sebelumnya kan kami jual Rp 50 ribu sekarang jadi Rp 55 ribu bawang merah, bawang putih sama tomat juga naik ni jadi Rp 30 ribu biasanya kan  Rp 20 ribu aja kita jual modalnya paling Rp 15 ribu ini modalnya Rp 25 ribu," ungkap Lis, Selasa (10/12/2024).

Baca juga: Dapat Fasilitas Lebih Baik dari Pemkab Tana Tidung, Pedagang Basah di Pasar Imbayud Taka Senang

Ia mengatakan beberapa bulan lalu harga bawang sempat turun di harga Rp 35 ribu untuk bawang merah dan putih namun kini kembali naik mendekati perayaan Natal.

"Waktu tu sempat turun jauh harga bawang kami jualkan Rp 35 ribu aja sekitar Bulan Juli lalu tapi ini naik lagi kembali mulai awal November tadi," katanya.

Ia menduga terjadinya kenaikan harga bawang dan tomat disebabkan tingginya minat pembeli sedangkan persediaan terbatas menjelang Natal dan Tahun Baru ini.

"Biasa kalau naik tu mungkin karena daya belinya meningkat terus stoknya tidak banyak jadi naik harganya, kalau menjelang Natal kan biasa memang begitu," perkiraannya.

Meskipun terjadi kenaikan harga untuk bawang dan tomat, namun harga komoditas lainnya tetap normal seperti sayuran, bahkan cabai yang di Bulan Juli sempat mengalami kenaikan kini kembali di Pasar kan dengan harga normal.

"Kalau sayuran normal saja harganya tetap Rp 5 ribu 2 ikat, lombok juga tidak naik harganya sekilo kami jual Rp 85 ribu kalau Bulan Juli lalu sempat juga naik jadi Rp 100 ribu perkilo tapi ini normal lagi kembali," ujarnya.

Ia menambahkan menjelang Natal di tahun-tahun sebelumnya harga cabai juga mengalami kenaikan, namun ia menduga karena adanya pedagang cabai yang langsung datang dari Sulawesi menggunakan kapal dengan harga jauh lebih murah sehingga menyebabkan tidak terjadi kenaikan pada cabai menjelang Natal 2024 ini.

"Biasanya lombok tu naik juga harganya tapi ini tidak tahu kenapa tumben tetap aja harganya, mungkin karena ada kapal dari Sulawesi jual lombok jadi menekan harga lombok di sini," tambahnya.

Meskipun cabai yang dijual di kapal harganya lebih rendah, namun peminat cabai lokal tetap tinggi terutama bagi pemilik warung makan karena cabai lokal dinilai lebih pedas.

"Yang penjual dari kapal itu kan posting-posting harga cuma Rp 50 ribu aja, cuma kalau lombok yang orang bawa di kapal tu kurang pedas rasanya warnanya aja yang merah betul, kalau lombok lokal ni jauh lebih pedas jadi banyak peminatnya tetap apalagi yang bewarung," lanjutnya.

Baca juga: Harap jadi Pusat Perekonomian, Pemkab Tana Tidung Imbau Masyarakat Berbelanja di Pasar Imbayud Taka

Tingginya peminat cabai lokal membuat persediaan cabai yang Lis jual di lapaknya untuk 10 kg dapat habis dalam dua hari saja dan perkirakan  akan meningkatkan mendekati Natal dan Tahun Baru.

"Saya tu langganan yang beli di saya biasanya pemilik warung jadi saya tidak stok banyak lombok kapal tu, lombok lokal aja yang saya kasih banyak, biasanya lombok lokal itu saya stok 10 kg dua hari habis sudah tidak tahu dekat Natal nanti mungkin lebih cepat habis lagi," tutupnya.

(*)

Penulis : Rismayanti