Berita Daerah Terkini

Guru-guru di Mahulu Kaltim Mogok Mengajar, Sekolah Tutup, Protes Tambahan Penghasilan Pegawai

Guru-guru di Kabupaten Mahakam Ulu ( Mahulu ), Kalimantan Timur mogok mengajar, sekolah tutup, protes ketimpangan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim/Kristiani Tandi Rani
SEKOLAH DITUTUP - Guru-guru di Kabupaten Mahakam Ulu ( Mahulu ), Kalimantan Timur mogok mengajar, sekolah tutup, Selasa (11/2/2025. Mereka melakukan aksi protes ketimpangan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). 

Didin Suaidin, juga menyatakan menyatakan bahwa perjuangan ini sudah berlangsung sejak lama, namun hingga kini belum ada perubahan yang signifikan.  

"Harapannya, apa yang kami keluhkan didengar oleh pihak yang di atas kami, kemudian diperjuangkan," katanya, 

Menurutnya, para guru sudah menyampaikan aspirasi terkait kenaikan TPP sejak lama, bahkan sejak tahun 2023. 

Namun, hingga saat ini belum ada kebijakan yang mengakomodasi tuntutan mereka, sementara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain telah mengalami kenaikan.  

"Kalau dari saya, kalau dari guru-guru, ini sudah diperjuangkan di awal, bahkan di 2023. Tetapi sepanjang waktu itu sampai sekarang tahun 2025 belum ada perubahan," tegasnya.  

Kondisi ini memicu kekecewaan besar di kalangan guru, yang mempertanyakan alasan di balik stagnasi TPP mereka. 

Mereka merasa tidak mendapatkan penjelasan yang transparan, terutama jika dibandingkan dengan OPD lain yang telah mengalami penyesuaian.  

"Kami mempertanyakan alasan sebenarnya kami tidak naik, sedangkan yang lain itu apa alasannya?" ucapnya.  

Pihak pemerintah daerah sebelumnya menyatakan bahwa kebijakan TPP sudah diatur sesuai dengan regulasi yang berlaku. 

Namun, bagi para guru, jawaban tersebut belum cukup menjelaskan alasan mengapa mereka tidak mendapatkan kenaikan yang sama seperti instansi lainnya.  

"Mereka dari pihak yang mengusung tim anggaran TPP itu menyampaikan bahwa itu sesuai aturan," tuturnya. 

Baca juga: 4 Tahun Jembatan Long Gelawang Mahulu Mangkrak, Sopir Truk Terpaksa Lewat Kapal Feri Tradisional

Sudah Cukup Bersabar 

Sementara Kepala SD Negeri 001 Ujoh Bilang, Florentina, menyatakan bahwa keputusan ini bukanlah hal yang mudah, mengingat dampaknya bagi para siswa. 

Namun, ia menegaskan bahwa para guru telah cukup bersabar dalam menuntut hak mereka.  

"Sekolah ditutup ini ada dampak yang sangat luar biasa bagi siswa kami, tetapi kami sebagai pendidik sangat menyadari itu," katanya. 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved