Sempat Molor, Pengerjaan Dermaga Ponton Kayan II Tanjung Selor Ditarget Rampung Sebelum Lebaran

TRIBUNKALTARA.COM, BULUNGAN - Sempat banyak mendapat sorotan karean pengerjanya molor, pemerintah daerah optimis kegiatan revitalisasi Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor, Bulungan Kalimantan Utara akan selesa dan ditargetkan sebelum lebaran Hari Raya Idul Fitri.

Bupati Bulungan Syarwani mengakui, pemerintah daerah memberikan kelonggaran dengan perpanjangan waktu kegiatan. Khususnya dalam pengerjaan dermaga ponton untuk jalur kedatangan penumpang, yang kini dalam tahap penyelesaian.

Bupati Bulungan mengatakan, sesuai janji pihak pelaksanaan penyelesaian ditarget sebelum lebaran Hari Raya IdulFitri atau Maret 2025.

“Saya sudah sampaikan, karena lebaran biasa aktivitas meningkat, saya minta sudah selesai. Ini berkaitan dengan kebutuhan dan kenyamanan penumpang di Kayan II,” ungkap Syarwani.

Baca juga: Pemkab Bulungan Alokasikan Rp 5 Miliar untuk Perbaikan Dermaga Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor 

Selain dermaga ponton kedatangan, dalam kegiatan revitalisasi senilai kurang lebih Rp 5 Miliar ini, juga meliputi pembenahan jembatan penghubung menuju terminal tunggu. Saat ini, satu-satunya ponton yang dioperasikan masih mengandalkan ponton keberangkatan.

"Ke depan, usai ponton kedatangan beroperasi, revitalisasi akan dilanjutkan untuk ponton kedatangan," ujarnya

Dikatakan bupati, aktivitas hilir mudik penumpang di Pelabuhan Kayan II cukup tinggi setiap harinya.

Selain menjadi akses utama yang menghubungkan Tanjung Selor dengan kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Utara (Kaltara), Pelabuhan Kayan II menjadi tempat aktivitas ekonomi bagi puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Kenyamanan dan keselamatan penumpang adalah prioritas utama. Revitalisasi yang dilakukan pemerintah daerah adalah komitmen dalam penyediaan sarana publik yang refresentatif dan nyaman,” imbuhnta.

Sebelumnya, kegiatan revitalisasi dengan sumber nggaran dari APBD Bulungan tahun 2024 itu, sempat mendapat sorotan karena lambat. Bahkan melewati waktu kontrak.

Menurut penjelasan pihak kontraktor, keterlambatan pengerjaan, karena kendala pengiriman material dari luar Kalimantan. Di mana sejumlah material yang tidak ada di wilayah ini, harus didatangkan dari Jawa.

(*)

Penulis: Edy Nugroho