Berita Tarakan Terkini

Curhat Driver Ojol Tarakan, Motor Rusak hingga tak Bisa Menanjak, Benarkah Gegara BBM Bermasalah?

Berikut ini curhat driver Ojol di Tarakan Kaltara, motor rusak hingga tak bisa menanjak, benarkah gegara BBM bermasalah?

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
CURHAT DRIVER OJOL - Driver Ojol di Tarakan saat RDP di DPR Tarakan. Mewakili para driver ojek online ( Ojol ) di Tarakan, Jabir menyampaikan keluh kesahnya dalam forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dilaksanakan pada Sabtu (29/4/2025) kemarin. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Mewakili para driver ojek online ( Ojol ) di Tarakan, Jabir menyampaikan keluh kesahnya dalam forum Rapat Dengar Pendapat ( RDP ) yang dilaksanakan pada Sabtu (29/4/2025) kemarin.

Dalam penyampaiannya, Jabir mengaku dalam sepekan terakhir kendaraannya mengalami trouble, yakni sulit saat menanjak saat melalui rute tanjakan. 

Tidak hanya dirinya, bahkan sebagian rekannya juga merasakan hal yang sama. 

"Motor saya brebet istilahnya, baru seminggu kemarin itu saya ganti injektor motor saya dan setelah selesai, beberapa hari selanjutnya brebet lagi suaranya. 

Tidak ada tenaga kalau naik gunung apalagi kalau boncengan. 

Kita ini Ojol kan butuh tenaga, kalau naik tanjakan tidak bisa, kan malu juga sama customer," keluh Jabir.

Ia mengharapkan sebagai Ojol bahwa Pertamina melakukan langkah konkret yang bisa diambil, terutama harus ada bengkel khusus menangani keluhan para Ojol dan masyarakat. 

 

Driver Ojol di Tarakan, Jabir 20042025
CURHAT DRIVER OJOL - Driver Ojol di Tarakan, Jabir. Mewakili para driver ojek online ( Ojol ) di Tarakan, Jabir menyampaikan keluh kesahnya dalam forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dilaksanakan pada Sabtu (29/4/2025) kemarin.

 

Baca juga: Lebaran Tahun ini Pengemudi dan Kurir Ojol Dapat Bonus Hari Raya Idul Fitri, di Nunukan Gimana?

 

Ia mengungkapkan penjelasan pihak bengkel sendiri, trouble di kendaraan motornya ada di BBM jenis pertalite yang digunakan diduga bermasalah.

Ditanya apakah dioplos, kata Jabir, pihak bengkel juga tidak berani berspekulasi. 

Dari pihak bengkel lanjutnya mengarahkan menggunakan jenis pertamax.

"Selama ini saya kerja selalu pakai pertalite dan mengisi di SPBU. 

Tapi dari bengkel sarankan beralih ke pertamax.  

Artinya kami tidak sanggup," ungkapnya.

Karena dari sisi penghasilan, lanjutnya dia, tentu saja tidak sanggup jika harus menggunakan pertamax.

"Kalau Ojol itu Rp100 ribu sampai Rp200 ribu per hari dapatnya, sementara sehari harus keluarkan Rp80 ribu, ndak makanlah keluarga kami," keluhnya. 

Ia melanjutkan lagi, bahwa jika menggunakan pertalite, ia bisa mengisi sampai dua tangki. 

Dan jika satu tangki motor habis, ia bisa mendapatkan sampai Rp200 ribu di kisaran 20-30 orderan.

"Kalau satu tangki biayanya bisa sekitar Rp50 ribuan lima liter kan kalau motor Vario itu. 

Selain saya masih banyak juga teman teman yang lain mengeluhkan. 

Hampir sama kasusnya, brebet. 

Macet, loyo gak ada tenaga pada saat naik gunung," ujar Jabir.

Ia juga melanjutkan, bukan karena motornya keluaran terlama.
 
Ia sendiri memiliki motor jenis Vario keluaran tahun 2023.

"Vario saya masih keluaran 2023. 

Ada malah baru Januari kemarin motor teman keluaran tahun 2024 juga sama brebet. 

Kalau ini April, baru tiga bulan motornya. 

Jadi banyak keluhan teman Ojol mengeluhkan seperti itu," ujarnya.

Sehingga ia menegaskan ini bukan faktor dari lama tidaknya motor. 

Namun memang tak ada tenaga dan sudah dibawa ke bengkel. 

"Disarankan coba pakai pertamax dulu. Tapi saya masih bertahan.  

Kondisinya masih brebet motornya. 

Makanya pas tahu ada RDP hari ini (kemarin) saya semangat untuk hadir," akunya.

Ini agar ada langkah konkret Pertamina dan diharapkan DPRD Tarakan memfasilitasi mendorong Pertamina buat bengkel pengaduan.

"Itu kami perlukan. Kita mau fair.

Kita juga gak mau merugikan Pertamina

Kita juga sayang Pertamina, tapi kita harus fair. 

Kalau memang kenyataannya kerusakan disebabkan BBM, ya harusnya Pertamina mengambil langkah.

Karena satu-satunya di Tarakan untuk salurkan BBM," urainya.

Ia menambahkan, seingatnya memang ada sedikit perbedaan pembelian di sebelum kendaraanya trouble dan setelah kendaraan alami traouble. 

Sejak awal normal aroma Pertalie yang tercium dan cukup menyengat serta berwarna hijau.

"Kalau sekarang baunya, gak keras lagi. 

Normalnya kan keras dan menyengat aromanya. 

Kalau yang sekarang agak lembut, bau tapi tidak keras. 

Saya juga tidak berani bilang dicampur. 

Tapi kalau bau membuktikan dia beda," keluhnya.

Ia melanjutkan lagi, ia biasa beroperasi dan mangkal di Masjid Al Huda. 

Saat motornya bermasalah ia mengeluarkan biaya sekitar Rp430 ribu. 

Itu sepekan lalu dimasukkan ke bengkel.

"Saya beli filter juga Rp90 ribu karena diganti filternya. 

Sekitaran Rp520 ribu. Ini brebet lagi, macet lagi, tapi gak bisa bawa lagi ke bengkel. 

Tunggu uang terkumpul dulu," aku pria yang sudah gabung sebagai Ojol sejak November 2024 lalu.

Jika ada customer memesan rute yang dilalui adalah tanjakan maka mau tak mau harus ia cancel dan meminta maaf kepada customer.

"Mau tidak mau jujur. 

Bukan mau saya. 

Saya mau service tidak ada uang. 

Jadi saya minta maaf ke customer saya," pungkasnya. 

(*)


Penulis: Andi Pausiah

 

Baca Berita Terkini Tribun Kaltara di Google News

 

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved