Berita Tana Tidung Terkini

BPS Tana Tidung Fokus Deteksi Keberadaan Usaha Baru Jelang Sensus Ekonomi 2026

Jelang Sensus Ekonomi 2026, BPS Tana Tidung fokus pemutakhiran data dan pendeteksian keberadaan usaha-usaha baru yang belum terdata.

Penulis: Rismayanti | Editor: Cornel Dimas Satrio
TribunKaltara.com/Rismayanti
SENSUS EKONOMI 2026 - Aktivitas jual beli di pasar Imbayud Taka Jl Jenderal Sudirman, Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kaltara, Kamis (17/4/2025). BPS Tana Tidung akan fokus pada pemutakhiran usaha baru atau yang belum terdata, jelang Sensus Ekonomi 2026. (TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tana Tidung mulai melakukan persiapan awal menjelang pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026.

Tahap awal ini difokuskan pada kegiatan pemutakhiran data dan pendeteksian keberadaan usaha-usaha baru yang belum terdata di Tana Tidung, Kalimantan Utara ( Kaltara).

Kepala BPS Tana Tidung, Achmad Sani Setiawan atau yang akrab disapa Iwan, menyampaikan wilayahnya tidak lagi melakukan pemetaan karena telah melaksanakan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM (PL-KUMKM) tahun lalu.

"Pemetaan kita kan cuma ibukota provinsi dan kota madya yang belum pernah melaksanakan PLKUMKM. Kalau kita kan sudah tahun lalu, di tahun 2023, jadi kita tidak ada pemetaan di tahun ini," ujar Iwan kepada TribunKaltara.com, Rabu (23/4/2025).

Saat ini, lanjut Iwan, fokus BPS adalah melakukan profiling mandiri untuk mencari tahu pelaku usaha baru yang belum masuk dalam sampel data sebelumnya.

"Kegiatan untuk Sensus Ekonomi 2026 diserahkan ke BPS sendiri, seperti profiling mandiri. BPS itu diberikan tugas untuk mengecek apakah ada usaha-usaha baru yang berdiri di tahun 2024 atau 2025 yang belum terdaftar di sampel frame kami sendiri," jelasnya.

Data yang diperoleh nantinya akan diperbarui, termasuk informasi seperti keberadaan usaha, nama pemilik, serta kontak yang bisa dihubungi.

"Nanti itu diperbaharui. Setelah itu dicek, diisi keberadaannya, CV-nya siapa, dan kontak yang bisa dihubungi siapa," ucapnya.

Dalam tahap persiapan ini, BPS juga melakukan pengisian kode KBLI atau Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Hal ini bertujuan agar petugas tidak salah mengkodekan jenis usaha saat sensus utama dilaksanakan tahun depan.

"Selain itu juga kalau di Sensus Ekonomi 2026 sendiri, kita ada pengisian kode KBLI. Itu untuk memudahkan petugas ketika sensus berjalan," katanya.

Iwan mencontohkan, di Tana Tidung terdapat beberapa jenis usaha yang dominan seperti industri kerupuk udang dan usaha pengolahan kayu. Ini menjadi acuan agar pendataan lebih tepat sasaran.

"Agar kalau misalnya di sini, yang disulur itu pengisiannya adalah usaha-usaha yang dominan. Misalnya di Tana Tidung sendiri itu kalau industri usaha kerupuk udang kan ada beberapa di sini, terus kayak usaha kayu dan sebagainya," ungkapnya.

Selain profiling, BPS juga ditugaskan membuat konten publikasi untuk memperkenalkan apa itu Sensus Ekonomi 2026, waktu pelaksanaannya, serta jenis usaha apa saja yang masuk cakupan KBLI.

"Kemudian beberapa kegiatan lagi itu kita disuruh buat postingan untuk memperkenalkan Sensus Ekonomi 2026, kapan pelaksanaannya? tahun berapa? KBLI-KBLI apa yang dicakup? KBLI itu adalah kode klasifikasi baku usaha," jelas Iwan.

Saat ini BPS juga mulai menjalin koordinasi dengan tim dan instansi lain. Tujuannya agar bisa menjangkau data pelaku usaha baru yang mungkin belum tercatat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved