Berita Tana Tidung Terkini

Peternak di Tana Tidung Fokus Jual Sapi Gemuk untuk Kurban, Laku 16 Ekor Jauh Sebelum Idul Adha 

Jelang Idul Adha, permintaan sapi kurban mulai meningkat di Tana Tidung. Menariknya, sebagian besar konsumen justru memilih memesan jauh hari.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com/Rismayanti
TERNAK SAPI - Kadang sapi milik Widodo di Jl Trans Kaltara, Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kaltara. Gambar diambil Sabtu (26/4/2025). Widodo fokus penggemuk sapi untuk kurban. (TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG – Kurang lebih satu bulan jelang Idul Adha, permintaan sapi kurban mulai meningkat di Kabupaten Tana Tidung.

Menariknya, sebagian besar konsumen justru memilih memesan jauh hari sebelum Hari Raya.

Hal ini dimanfaatkan oleh Widodo, Peternak sapi lokal, yang kini sukses menjual 16 ekor sapi gemuk lebih awal dari biasanya.

Widodo merupakan Peternak yang baru dua tahun fokus beternak sapi, sebelumnya, ia memelihara kambing, namun kemudian beralih karena risiko penyakit pada kambing dinilai lebih tinggi.

Baca juga: 2 Masjid Terjauh di Malinau Selatan Hulu Dapat Sapi kurban dari Pemkab, Hari Raya Idul Adha 2024

“Saya hitungan baru dua tahun pelihara sapi. Sebelumnya saya ternak kambing, cuma sekarang ndak terlalu fokus dengan kambing, lebih fokus ke ternak sapi,” ujar Widodo kepada TribunKaltara.com, Jumat (2/5/2025).

Widodo menyebut kambing di wilayah Tana Tidung masih rentan terserang penyakit, terutama kembung, yang sulit diobati.

“Soalnya di sini untuk kambing itu masih berisiko dengan penyakit. Jadi kambing gampang kembung, dan kalau sudah kembung itu tidak ada obatnya,” katanya.

Kini, ia menjalankan dua model usaha ternak sapi, yaitu penggemukan (fattening) dan budidaya (breeding).

Penggemukan dilakukan selama sekitar empat bulan, kemudian dilanjutkan dengan budidaya agar kandang tidak kosong.

“Jadi kegiatan ternak sapi saya ini ada dua, yaitu fattening atau penggemukan dan breeding atau budidaya. Yang penggemukan waktunya sekitar 4 bulan,” jelasnya.

Usahanya sempat dimulai dengan membeli sapi bakalan berbadan standar, kemudian digemukkan untuk dijual saat musim kurban.

“Awalnya memang fokus di penggemukan. Saya beli yang bakalan, badannya standar, kemudian saya gemukkan lagi baru saya jual,” tuturnya.

Widodo mengaku belum menemui kendala serius dalam menjalankan usahanya.

Bahkan, ia merasa terbantu dengan kehadiran Dinas Pertanian Tana Tidung yang proaktif memantau kondisi ternaknya.

“Untuk koordinasi dengan dinas pertanian, dari dinas memang lebih proaktif. Jadi waktu sapi saya datang itu mereka cek kesehatan dan memberikan vaksin. Jadi sapi saya ini sudah vaksin semua,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved