Jemaah Haji Tarakan Berangkat

Cerita Jemaah Haji Termuda, Muhammad Ilham Syafi'i: Di Tanah Suci Ingin Berdoa Lulus Masuk Polisi

Muhammad Ilham Syafi'i mengakui ada doa yang ingin dimunajatkan yakni bisa diloloskan menjadi abdi negara yakni polisi.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Muhammad Ilham Syafi'i, jemaah haji termuda saat diwawancarai media. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Jemaah haji termuda asal Tarakan bernama Muhammad Ilham Syafi'i.

Lahir di Tarakan, 25 Maret 2007, Ilham, sapaan akrabnya mengakui sampai hari ini ia juga masih dalam kondisi belum sepenuhnya percaya akan berangkat haji.

Belum lagi nantinya sepulang berhaji, mendapatkan titel di usia muda tentu menjadi beban moril tersendiri. Pasalnya harus mulai menyesuaikan diri dari sisi sikap dan perilaku.

Kepada awak media yang mewawancarainya, Muhammad Ilham Syafi'i mengakui nantinya jika sampai di Tanah Suci Makkah ada doa yang ingin dimunajatkan yakni berharap tahun ini atau tahun depan bisa diloloskan menjadi abdi negara yakni polisi.

Baca juga: Kisah Hadija Jemaah Haji Tertua Asal Tarakan, 6 Tahun Cicil Uang Pelunasan Rp20 Juta dari Hasil Tani

"Itu doa saya. Kalau saya sekarang 19 tahun. Ini pertama kali mau daftar karena baru selesai sekolah," aku Ilham, alumni Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujung Bone.

Ia juga punya alasan mengapa ingin menjadi polisi.

Salah satunya karena dukungan dari saudara-saudaranya yang saat ini berhasil menjadi polisi dan TNI. 

"Jadj terinspirasi juga dari situ. Orangtua juga dukung," paparnya.

Meski demikian pendaftaran sendiri masih lama.

Dan persiapan sudah dari saat ini termasuk olahraga fisik, belajar psikotes. 

"Kalau gambaran ke depan tidak tahu. Daftarnya di Polres Tarakan, masih lama daftarnya tahun depan insyaAllah," akunya. 

Ia sendiri mengaku saat mengetahui namanya bisa masuk dalam daftar jemaah yang berangkat dan dikabari orangtua, bingung dan ragu.

"Ragu-ragu juga saya, bisa dibilang kayak belum siap. Tapi  orangtua yang mendaftarkan dulu kan. Waktu saya masih SD dulu, sudah lama sekali tahun 2012 dulu," aku Ilham.

Saat masih SD dulu, ia juga sempat ditanya oleh kedua orangtuanya, pasangan suami istri  Syamsuddin dan Fitriana, namun saat itu memang sempat alami keraguan.

"Ragu-ragunya karena tidak tahu langkah-langkahnya, apa yang dikerjakan di sana," akunya.

Sepulang haji tentunya status haji akan ia sandang.

Tentu jadi beban tersendiri. Meski demikian sebagai manusia biasa, ia akan mengupayakan menjadi figur yang baik.

"InsyaAllah diusahakan," akunya.

Ayah ibunya juga baru tahun ini berangkat haji berempat bersama sang nenek. Hari ini mereka berangkat ke Embarkasi Balikpapan.

Ia sendiri baru beberapa bulan tiba di Tarakan. Sebelumnya tiga tahun mondok di pesantren.

Namun untuk SD dan SMP memang ia sempat mengenyam pendidikan di Tarakan yang menjadi kelahirannya.

Keputusan harus pindah ke Bone di jenjang SMA, atas permintaan orangtua.

Baca juga: BREAKING NEWS - 96 Jemaah Haji Asal Tarakan Kaltara Terbang Hari Ini ke Balikpapan Kaltim

"Orangtua maunya masuk pesantren, mau lihat anaknya jadi baik. Makanya dimasukkan ke pesantren," akunya.

Persiapannya sendiri lanjut Ilham, untuk kegiatan haji nanti, menurutnya sudah cukup apalagi kemarin sudah menjalani manasik.

"Kemarin sudah ikut manasik insyaAllah. Sudah ada teori, tapi sambil belajar dan insyaAllah bisa," tukasnya. 

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved