Tolak GRIB Jaya Masuk Nunukan
Aksi Penolakan Grib Jaya Dilakukan Mahasiswa dan Ormas di Tugu Dwikora Alun-alun Nunukan
Di Tugu Dwikora alun-alun Nunukan sejumlah alinasi mahasiswa dan ormas di Nunukan lakukan aksi tolak masukanya GrRIB Jayan masuk di Nunukan.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Sejumlah aliansi mahasiswa dan belasan Organisasi Mahasiswa (Ormas) di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) merespon isu masuknya Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya.
Respon berupa aksi penolakan masuknya GRIB Jaya ke Nunukan dilakukan aliansi mahasiwa dan Ormas di Tugu Dwikora alun-alun Nunukan, Senin (19/05/2025), siang.
Sekretaris DPW Brigader 828 Pusaka di Kabupaten Nunukan, Damsyah menegaskan mereka menolak masuknya Ormas GRIB Jaya di Kabupaten Nunukan.
"Masuknya Ormas GRIB Jaya hanya akan membawa politik yang disebut De Vide at Impera, pecah belah dulu baru kuasai. Makanya kami menolak dengan keras masuknya Ormas GRIB Jaya," kata Damsyah kepada TribunKaltara.com.
Baca juga: BREAKING NEWS Aliansi Ormas dan Mahasiswa Tolak GRIB Jaya Masuk di Nunukan, Ini Alasannya
Damsyah mengaku bahwa Brigader 828 Pusaka tak ingin persatuan dan kesatuan antar masyarakat, Ormas dan pemerintah derah yang sudah terjalin baik saat ini, menjadi rusak dengan kehadiran GRIB Jaya .
"Mari bersama menjaga kelestarian adat dan budaya di Kabupaten Nunukan. Komitmen kami adalah bagaimana tetap bersinergi dengan Ormas lainnya, TNI-Polri, pemerintah daerah di Nunukan," ucapnya.
Penolakan terhadap isu masuknya Ormas GRIB Jaya juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang Laskar Pemuda Adat Dayak Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (LPADKT-KU) di Kabupaten Nunukan, Ryan Antoni.
"GRIB Jaya sangat tidak ideal berada di Kabupaten Nunukan. Terlepas dari apapun isi AD/ART organisasinya, ketika banyak yang menolak artinya organisasi ini meresahkan masyarakat. Kalau ada penolakan lalu dipaksakan, itu artinya memicu konflik," ujar Ryan Antoni.
Ryan Antoni yang juga Ketua Komisi III DPRD Nunukan itu menyayangkan bilamana kondusifitas wilayah yang selama ini sudah terjaga dengan baik menjadi porak-poranda ketika GRIB Jaya diizinkan masuk ke Kabupaten Nunukan.
"Hampir semua suku di Indonesia ada di Nunukan. Selama ini kita sudah aman, nyaman, dan kondusif. Kami tidak ingin ada Ormas baru yang justru menciptakan konflik di masyarakat," tuturnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Bem Politeknik Negeri Nunukan, Aridah.
Menurutnya, Nunukan adalah rumah bagi keberagaman, bagi kedamaian, bagi rakyat yang ingin hidup tenteram tanpa intimidasi, tanpa kekerasan, tanpa organisasi yang mengatasnamakan rakyat, tapi tindakannya justru meresahkan rakyat.
"Kami telah menyaksikan, kami telah membaca, kami telah mendengar bagaimana di beberapa daerah lain, organisasi ini (GRIB Jaya) terlibat dalam tindakan premanisme. Kami tidak ingin itu terjadi di sini. Itulah alasan kenapa kami menolak," ungkap Aridah.
Dia berharap kepada pemerintah daerah untuk tidak membuka ruang pada Ormas GRIB Jaya untuk mendaftarkan organisasinya di Nunukan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.