Berita Nunukan Terkini
BPBD Nunukan Perbaiki Jembatan Rusak Pasca Banjir dan Longsor, Masyarakat Angkut Kayu dari Hutan
Dalam memperbaiki jembatan penghubung yang rusak, BPBD Nunukan berdayaka masyarkat angkut kayu dari hutan agar jembatan dapat menjadi bagus.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) terus bergerak cepat menanggulangi dampak bencana banjir dan longsor di wilayah perbatasan, khususnya di dataran tinggi Krayan.
Fokus utama BPBD Nunukan saat ini adalah perbaikan jembatan penghubung antar desa yang rusak akibat bencana banjir dan longsor.
Kasubid Penyelamatan BPBD Nunukan, Hasanuddin, mengatakan masa tanggap darurat awal ditetapkan sejak 23 Mei hingga 5 Juni 2025 yang meliputi 9 kecamatan, 4 kecamatan di wilayah Sembakung dan 5 di Krayan.
Namun karena kondisi di Krayan belum sepenuhnya tertangani, Pemerintah Kabupaten Nunukan memutuskan memperpanjang Masa Tanggap Darurat selama 14 hari hingga 19 Juni 2025, khusus untuk lima kecamatan di dataran tinggi Krayan.
Baca juga: Listrik di Krayan Selatan Kembali Normal, PLN Sukses Pasok BBM Lewati Jalan dan Jembatan Rusak
"Wilayah Sembakung sudah selesai penanganannya, banjir surut, distribusi sembako sudah disalurkan, aktivitas warga juga sudah normal. Tapi di Krayan, ada tiga kecamatan yang penanganannya belum selesai. Jadi masa tanggap darurat kami perpanjang," kata Hasanuddin kepada TribunKaltara.com, Rabu (11/06/2025).
Selama Masa Tanggap Darurat, BPBD Nunukan memfokuskan perbaikan infrastruktur dasar, seperti jembatan penghubung antar desa.
Perbaikan dilakukan secara darurat dengan memberdayakan masyarakat lokal. Material berupa kayu diambil dari hutan dan diangkut secara manual menggunakan tenaga manusia.
"Kayu kita beli dari warga. Mereka sendiri yang angkut dari hutan ke lokasi. Karena akses jalan tidak bisa dilalui kendaraan, semuanya dilakukan manual, bahkan ada yang lewat sungai. Prosesnya berat, butuh waktu, tapi tidak ada pilihan lain," ucap Hasanuddin.
Jalur darat dari Krayan Induk, Krayan Barat, dan Krayan Tengah ke Krayan Selatan masih banyak yang putus total.

Dalam kondisi normal, waktu tempuh hanya sekira empat jam, namun kini bisa mencapai dua hari perjalanan jika lewat darat.
Sementara itu, Bandara Long Layu di Krayan Selatan yang sempat lumpuh selama 10 hari kini sudah kembali bisa didarati pesawat setelah dilakukan kerja bakti selama empat hari.
"Sudah ditinjau oleh pihak MAP (Missions Aviation Partnership) dan sekarang pesawat perintis sudah bisa mendarat lagi," ujarnya.
Hasanuddin menegaskan, di tengah belum turunnya bantuan dana darurat dari Provinsi Kaltara, BPBD Nunukan berupaya melakukan penanganan seefektif mungkin demi memulihkan akses dan aktivitas warga.
"Yang penting akses warga terbuka dulu. Ini kerja bersama. Kami fokus pada yang bisa kami tangani di level kabupaten," ungkapnya.
(*)
Penulis: Febrianus Felis
BPBD Nunukan
Kalimantan Utara
dampak
banjir
longsor
perbatasan
dataran tinggi Krayan
Hasanuddin
Krayan
jembatan penghubung
TribunKaltara.com
Diduga Terlibat Sabu, Karyawan Swasta di Nunukan Ditangkap Polisi Saat Bersembunyi di Kamar Mandi |
![]() |
---|
Edarkan Sabu di Nunukan, Pria Asal Palu yang Asyik Nongkrong di Atas Motor Ninja Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Masa Tahanan Habis, Tersangka Pelecehan Balita di Nunukan Berstatus Calon PPPK Bebas Sementara |
![]() |
---|
Satgas Pamtas RI-Malaysia Gagalkan Penyelundupan 980 Liter Bensin Subsidi Asal Malaysia di Sebatik |
![]() |
---|
Peluk Gubernur Kaltara, Tangis Korban Kebakaran Pecah: Rumah Saya Habis Terbakar, Pak! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.