Pemkab Nunukan Alokasikan Rp5 Miliar untuk 5 Unit Alat Berat, Digunakan Gratis Bagi Warga Terpencil

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Pemkab Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) mengalokasikan anggaran sebesar Rp5 miliar lebih untuk pengadaan lima unit alat berat dalam program bertajuk Satu Kecamatan, Satu Alat Berat. 

Program ini merupakan inisiatif Bupati Nunukan Irwan Sabri untuk percepatan pembangunan infrastruktur, terutama di wilayah-wilayah terpencil dan minim akses.

Menurut Irwan Sabri, pengadaan alat berat akan dilaksanakan secara bertahap selama lima tahun masa kepemimpinannya. 

Untuk tahap awal di tahun 2025, alat berat difokuskan ke wilayah IV yang dinilai paling membutuhkan. 

Baca juga: Bupati Irwan Sabri Segera Penuhi Janji Politik, Lima Kecamatan di Nunukan akan Terima Alat Berat

"Saat ini, prosesnya sedang dalam tahap lelang dan ditargetkan rampung pada semester II tahun ini," kata Irwan Sabri kepada TribunKaltara.com, Rabu (11/06/2025), siang.

Irwan Sabri mengaku pengelolaan alat berat ini akan digratiskan Pemkab Nunukan.

"Untuk alat berat ini digunakan gratis untuk infrastruktur warga terpencil. Khususnya di wilayah terisolir, infrastruktur masih sangat minim. Dengan adanya alat ini, warga bisa langsung bergerak," ucapnya.

Ia menjelaskan, nantinya alat berat dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, tidak hanya perbaikan jalan, tapi juga pertanian, dan penanganan bencana. 

Namun pemanfaatannya tetap akan diatur melalui mekanisme dan tata cara yang jelas meskipun bersifat gratis.

Baca juga: Bupati Nunukan Irwan Sabri Optimis Wujudkan 200 Unit Rumah Layak Huni dan Alat Berat di Kecamatan

Irwan Sabri menuturkan bahwa Pemkab Nunukan akan memberdayakan masyarakat lokal sebagai operator alat berat.
 
Mereka akan mendapatkan pelatihan khusus dan sertifikasi melalui Balai Latihan Kerja (BLK), agar mampu mengoperasikan alat secara profesional.

"Operatornya dari warga sendiri, kita latih dan beri sertifikat. Jadi mereka bisa langsung mengoperasikan ketika alat tersedia," ujarnya.

Irwan Sabri memastikan bahwa seluruh proses pengadaan, termasuk pekerjaan fisik di Kabupaten Nunukan dilakukan secara terbuka dan transparan. 

Pihaknya membuka peluang bagi semua pihak, termasuk rekanan dari luar  Nunukan, untuk mengikuti proses lelang.

"Lelang kita terbuka. Siapa pun boleh ikut, dari luar dunia pun boleh. Kita ingin sistemnya bersih dan profesional," tuturnya.

(*)

Penulis: Febrianus Felis