3 Tahun 85 Kasus HIV/AIDS Ditemukan di Malinau, Tertinggi ke 3 di Kaltara Setelah Tarakan & Bulungan
3 tahun 85 kasus HIV/AIDS ditemukan di Malinau, tertinggi ke 3 di Kaltara setelah Tarakan & Bulungan.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - 3 tahun 85 kasus HIV/AIDS ditemukan di Malinau, tertinggi ke 3 di Kaltara setelah Tarakan & Bulungan.
Data Dinas Kesehatan ( Dinkes) Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Pemprov Kaltara), infeksi HIV di Kaltara tahun ini naik 1,14 persen.
Sejak pertama kali dilaporkan keberadaannya di Kaltara, jumlah kumulatif infeksi kasus HIV di Kaltara sebanyak 879 jiwa.
Baca juga: Tantang Shakhtar Donetsk di Liga Champions, Real Madrid tak Diperkuat Hazard & Sergio Ramos
Baca juga: Kepala Dinkes Malinau dr John Felix Beber Penambahan 8 Kasus Covid-19 Didominasi Pelaku Perjalanan
Baca juga: LENGKAP Pedoman Ibadah Natal saat Pandemi Covid-19, Begini Penjelasan Menag Fachrul Razi
Di Kabupaten Malinau, jumlah kasus baru sejak tahun 2018 hingga September 2020 menurun tiap tahunnya.
Pada tahun 2018, sebanyak 40 kasus baru HIV dilaporkan dan Tahun 2019 sebanyak 34 kasus.
Sedangkan tahun 2020, sejak September lalu, dilaporkan ada 11 kasus baru.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau, John Felix Rundupadang menjelaskan selain mewaspadai penyebaran Covid-19, masyarakat juga harus mewaspadai penyakit berbahaya lainnya.
Menurutnya, peringatan hari AIDS sedunia (HAS) 2020 yang diperingati 34 provinsi di seluruh Indonesia hari ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah.
"Melalui kegiatan ini, pemerintah berupaya memberikan sosialisasi masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS selain mewaspadai pandemi Covid-19," ujarnya saat diwawancarai TribunKaltara.com, Selasa sore (1/12/2020).
John menjelaskan, ada banyak bahaya penyakit menular yang beredar di sekitar masyarakat. Penyakit tersebut kata John, tidak kalah berbahaya dengan Covid-19.
Berbeda dari Covid-19, virus HIV tidak mudah menular dan cara penularannya juga terbatas.
Virus HIV dapat menular melalui hubungan seksual, berbagi jarum suntik, produk darah dan organ tubuh, serta bayi yang tertular dari Ibu hamil positif HIV.
John menjelaskan, HIV menyerang kekebalan tubuh manusia sehingga mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh.
"HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, meskipun secara perlahan, tapi akibatnya sangat berbahaya. Karenanya, tubuh tidak bisa lagi melawan infeksi," ucapnya.
HIV akan melemahkan sistem kekebalan tubuh atau Sel CD4 dalam jangka 5 hingga 10 tahun setelah terinfeksi.