Jumlah SDM Tak Sebanding Luas Wilayah, Ini Kata Kepala Karantina Pertanian Tarakan Ahmad Alfaraby

Kepala Karantina Pertanian Tarakan, drh Ahmad Alfaraby menyebutkan jumlah SDM yang ada di Karantina Pertanian Tarakan hanya 40 petugas.

Penulis: Rismayanti | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM / RISNAWATI
Kepala Karantina Pertanian Tarakan, drh Ahmad Alfaraby ( TRIBUNKALTARA.COM / RISNAWATI ) 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Kepala Karantina Pertanian Tarakan, drh Ahmad Alfaraby menyebutkan jumlah sumber daya manusia atau SDM yang ada di Karantina Pertanian Tarakan hanya 40 petugas.

Hal ini tentu tidak sebanding dengan luas wilayah yang dijaga yakni seluruh wilayah Kalimantan Utara , ditambah Kabupaten Berau .

"Jadi sangat luas yang kita jaga. Sering saya sampaikan bahwa penting berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait, kami selalu optimis, kami selalu yakin bahwa kita mampu menjaga wilayah kita ini bebas dari hama dan penyakit, baik penyakit tumbuhan maupun penyakit hewan," ujarnya kepada TribunKaltara.com Kamis (31/12/20) sore.

Baca juga: Belajar Tatap Muka Akan Dimulai Pekan Depan, Simak Penjelasan Wali Kota Tarakan dr Khairul

Baca juga: BNNK Tarakan Sebut Realisasi Anggaran Rehabilitasi Capai 89,60 Persen, Sisa Anggaran Rp 6.762.000

Baca juga: UPDATE Tambah 57, Kasus Covid-19 Kaltara Capai 3.740, 1 Pasien dengan Comorbid Meninggal di Tarakan

Sementara itu dia sampaikan terkait permasalahan yang belum bisa terselesaikan oleh Karantina Pertanian, yakni berkaitan dengan sertifikasi barang impor di perbatasan.

Setelah pihaknya mengkaji undang-undang karantina milik Malaysia, diketahui Malaysia hanya menangani dokumen antar area.

Permasalahannya bahwa sebagian wilayah Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan adalah wilayah Malaysia, sehingga untuk memperoleh dokumen cukup sulit, mengingat jarak yang cukup jauh.

Terkait solusi, kata dia, ini yang perlu direncanakan ke depannya dengan Karantina yang ada di Malaysia.

"Karena kalau (barang) masuk di Sebatik, saya yakin biar 10 sampai 20 tahun ke depan, tidak akan ada sertifikat. Karena dia antar area, sedangkan kita menganggap itu adalah barang impor.

Sehingga menurutnya, itu merupakan permasalahan yang tidak pernah putus ataupun tidak ada kejelasannya.

"Karena Pulau Sebatik itu sebagian wilayah Malaysia dan sebagiannya lagi wilayah Indonesia, pembatasnya hanya patok saja," sebutnya.

Tak hanya itu, mengenai ekspor juga, dia harapkan ada kerjasama antar instansi terkait untuk melakukan ekspor langsung, yang mana diketahui, Kalimantan Utara tidak melakukan ekspor langsung melainkan melalui daerah lain.

Baca juga: Marak Peredaran Narkotika, Kepala Bea Cukai Sebut Tarakan Jadi Pintu Masuk Barang Berbahaya

Baca juga: Ikut Audisi Liga Dangdut 2021 Secara Daring, Gadis Asal Tarakan Tiara Minum Air Jahe Sebelum Nyanyi

Baca juga: Inginkan Mandiri, Kepala Karantina Ikan Tarakan Umar: Saya Harap Kedepan Kita Bisa Ekspor Langsung

Tidak seperti Manado, kata dia, Manado telah lebih dulu berani melakukan ekspor langsung ke Jepang dan China.

"Jadi mereka sudah bisa memenuhi kuota yang diminta oleh wilayah sana.Tidak usah jauh-jauh, Malaysia saja dulu," tuturnya.

(*)

( TribunKaltara.com / Risnawati )

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved