Berita Tarakan Terkini

Sampel BBM di SPBU Tarakan Masih Diuji, Pertamina Tunggu Hasil dari LEMIGAS

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TUNGGU PENGUJIAN LEMIGAS - Sales Branch Manager Kaltimut V Fuel Pertamina Tarakan, Ferdy Kurniawan mengaku masih menunggu sampel BBM dari pengujian di LEMIGAS, Minggu (20/4/2025). (TribunKaltara.com/Andi Pausiah)

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Pertamina turut merespons hasil pertemuan rapat dengar pendapat di DPRD Tarakan berkaitan keluhan masyarakat pengguna BBM yang berdampak pada kerusakan kendaraan.

Sales Branch Manager Kaltimut V Fuel Pertamina Tarakan, Ferdy Kurniawan menjelaskan, Pertamina telah mengambil sampel di semua SPBU yang menjadi penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara ( Kaltara).

"Sebagai informasi kami di lapangan tidak bisa memberikan keputusan,  teman-teman DPRD juga memberikan bantuan support ke pimpinan kami terhadap sampel yang sudah dikirim, dan Pemkot Tarakan juga begitu agar sampel hasilnya juga cepat keluar," katanya, Minggu (20/4/2025).

Jika ada konsumen yang mengeluhkan kendaraannya setelah membeli BBM, maka hendaknya segera membuat form pengaduan di SPBU.

Ferdy melanjutkan, sampel BBM saat ini sudah cukup banyak dikirim ke LEMIGAS, khususnya sampel triwulan pertama. Dan dilanjutkan dengan sampel hasil uji pemeriksaan bersama Pemkot Tarakan, Polres dan Ombudsman serta sampel dari sejumlah bengkel.

"Untuk yang belum keluar hasilnya adalah sampel yang dikirim ke LEMIGAS," jelas Ferdy. 

TUNGGU PENGUJIAN LEMIGAS - Sales Branch Manager Kaltimut V Fuel Pertamina Tarakan, Ferdy Kurniawan mengaku masih menunggu sampel BBM dari pengujian di LEMIGAS, Minggu (20/4/2025). (TribunKaltara.com/Andi Pausiah)

Baca juga: Atasi Kendaraan Bermasalah Usai Isi BBM di SPBU, Pertamina Bakal Buka Bengkel di Kalimantan Utara

Adapun sampel yang sudah keluar berasal dari short tes secara singkat di Depo Balikpapan. 

"Di Tarakan tidak bisa diuji karena tak tersedia laboratorium," ujar Ferdy.

Ia mengatakan sampel diambil dari Toyota untuk menguji parameter kelayakan BBM.

"BBM masih layak atau tidak atau mungkin BBM ini bukan BBM lagi. Hasilnya, masih dalam kadar batas toleransi. Bahan bakarnya dinyatakan benar adalah bensin. Hanya untuk hal lain, zat lain butiran lain terkandung dalam sampel tersebut tidak bisa diidentifikasi dalam pengujian singkat," tegasnya.

Menurutnya, batas toleransi bensin ada di angka density 0,715 sampai 0,770. Sementara sampel didapatkan di angka 0,66 alias masih masuk batas toleransi.

"Cuma ada beberapa faktor lain, bisa jadi dari kondisi kendaraan menyebabkan kendaraan di dalamnya bensin diisikan mungkin memberikan peluruhan. Kendaraan yang tidak pernah dibersihkan mungkin kotor, pada luruh diisi bensin. Itu salah satunya," ujar Ferdy.

Ferdy mengklaim, kondisi yang terjadi  di Kaltara bukan karena BBM bercampur air, seperti yang terjadi di Balikpapan dan Samarinda.

"Sedangkan kita di Kota Tarakan itu tidak ada bercampur dengan air. Semuanya murni BBM dan memang adanya zat atau serbuk itu kita belum bisa identifikasi lebih lanjut karena harus melalui full test di LEMIGAS," ungkapnya.

Terkait masukan dari Ombudsman soal pengawasan mitra dan trasportir, Ferdy mengatakan Pertamina secara periodik selalu mengingatkan para mitra melakukan maintanance sarana-prasarana masing-masing.

Halaman
12

Berita Terkini