Menyapa Nusantara

Prabowo Perintahkan Danantara Hapus Tantiem Direksi BUMN Jika Rugi

Prabowo memerintahkan Badan Pengelola Investasi Danantara menghapus tantiem direksi BUMN apabila perusahaan yang mereka pimpin merugi.

Editor: Amiruddin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
APBN 2026 - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato pengantar RUU tentang APBN tahun anggaran 2026 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2025-2026 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidatonya mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangan memerintahkan Badan Pengelola Investasi Danantara untuk menghapus tantiem direksi-direksi BUMN apabila perusahaan yang mereka pimpin merugi. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNKALTARA.COM - Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidatonya mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta Nota Keuangan memerintahkan Badan Pengelola Investasi Danantara untuk menghapus tantiem direksi-direksi BUMN apabila perusahaan yang mereka pimpin merugi.

CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani sebelumnya telah menerbitkan kebijakan menghapus tantiem untuk komisaris-komisaris BUMN sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran (SE) Nomor S-063/DI-BP/VII/2025.

"Masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiem-nya Rp40 miliar setahun. 

Saya juga telah perintahkan ke Danantara, direksi pun tidak perlu tantiem kalau rugi, dan untungnya harus untung benar, jangan untung akal-akalan," kata Presiden Prabowo saat berpidato dalam Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.

Presiden kemudian menilai tantiem itu sebagai akal-akalan pimpinan BUMN.

Baca juga: PCO: Kopdes Merah Putih Jembatan Desa Menuju Kemerdekaan Ekonomi

"Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. 

Itu akal-akalan mereka saja. 

Dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem," kata Presiden.

"Kita sudah lama menjadi orang Indonesia, dan kalau direksi itu, kalau komisaris itu keberatan (tantiem dihapus), segera berhenti!" ujar Presiden.

Menurut Presiden, ada banyak yang harus dibenahi dalam tata kelola BUMN, mengingat keuntungan yang disetorkan BUMN kepada negara belum sesuai harapan.

"Aset-aset yang dimiliki bangsa Indonesia, yang berada di BUMN-BUMN kita asetnya adalah senilai lebih dari 1.000 triliun USD. 

Harusnya, BUMN itu menyumbang kepada kita minimal 50 miliar dolar (AS). 

APBN kita tidak defisit (jika menerima setoran 50 miliar dolar AS dari BUMN, red.)," kata Presiden Prabowo di hadapan para wakil rakyat.

Presiden Prabowo kemudian menjelaskan dalam dunia bisnis, suatu usaha disebut berhasil manakala memiliki return on asset sekitar 12 persen. 

"Katakanlah konservatif 10 persen. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved