Berita Kaltara Terkini

Ekonomi Kalimantan Utara pada Tahun 2025 Diproyeksi Tumbuh di Kisaran 5 Persen

Perekonomian di Kalimantan Utara tetap tumbuh lebih tinggi di kisaran4,5 hingga 5 persen secara year on year.

|
Penulis: Edy Nugroho | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ISTIMEWA
TETAP TUMBUH - Pembangunan di Kawasan Industri Hijau Indonesia di Tanah Kuning -Mangkupadi cukup mendongkrak 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Dibandingkan tahun sebelumnya (2024), perekonomian Kalimantan Utara (Kaltara) pada 2025 ini, diprakirakan tetap tumbuh lebih tinggi. Yaitu pada kisaran 4,5 – 5,0 persen, secara year on year (yoy).

Demikian disampaikan Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Kaltara, Hasiando Ginsar Manik, dalam Laporan Perekonomian Provinsi Periode Agustus 2025 yang dirilis awal pekan ini.

Hasiando Ginsar Manik menjelaskan, proyeksi tersebut terutama ditopang kinerja lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.

“Industri pengolahan diperkirakan akan memiliki andil besar dalam PDRB 2025, sejalan dengan realisasi investasi dan operasi produksi pabrik pengolahan kertas di Kota Tarakan, peningkatan target produksi CPO oleh beberapa perusahaan kelapa sawit, dan target commissioning smelter aluminium di Bulungan pada Triwulan IV 2025,” jelasnya.

Baca juga: Pelaku Usaha Minta Irau Malinau 2025 Tetap Digelar, Dinamika Nasional tak Ganggu Ekonomi Lokal

Tak hanya itu, Hasiando Ginsar Manik juga menyebutkan, lapangan usaha perdagangan diperkirakan terus meningkat seiring aktivitas ekonomi dan pembangunan di Kaltara

Adapun pada sektor konstruksi, diproyeksi tetap tumbuh sejalan dengan berlanjutnya Proyek Strategis Nasional, seperti pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI), salah satunya yang dikelola PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Tana Kuning Mangkupadi, Bulungan dan PLTA Sei Mentarang di Malinau.
 
Lebih jauh BI membeberkan prospek terkini pertumbuhan ekonomi Kaltara 2025. Pertumbuhan positif juga terjadi pada sektor perdagangan. "Ini didukung optimisme konsumen, perdagangan domestik, dan percepatan proyek strategis," ungkapnya.

Sedang di sektor, pertanian, kehutanan, dan perikanan, menurutnya, meningkat tipis berkat kenaikan harga TBS, perluasan lahan padi GERINA, serta optimisme komoditas perikanan dan rumput laut.

"Untuk di sektor pertambangan, pada 2025 ini tmbuh terbatas, akibat penurunan permintaan global dan cuaca kurang mendukung," kata dia lagi.

 Baca juga: APBD Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Malinau, Serapan Belanja Pemerintah Perlu Dipercepat

Dari sisi permintaan, diungkapkan konsumsi rumah tangga selama 2025 ini terjaga positif. Hal ini didorong kenaikan UMP/UMK dan optimisme masyarakat.

Begitu pun dengan konsumsi pemerintah. BI menyebut tetap tumbuh, meski melambat karena efisiensi APBD.

"Untuk investasi, masih berlanjut tumbuh seiring pembangunan KIPI dan PLTA, meski beberapa proyek infrastruktur ditunda," ungkapnya.

Beberapa persoalan yang menjadi penghambatan pertumbuhan, disebutkan ada dua faktor. Yaitu eksternal dan internal.

Faktor eksternal, antara lain perlambatan ekonomi Tiongkok dan India menurunkan permintaan ekspor. Kemudian konflik geopolitik, Rusia–Ukraina, Timur Tengah, serta India–Pakistan juga cukup mengganggu. Termasuk juga ketidakpastian perang tarif dagang, serta transisi energi global ke renewable energy.

Sedangkan di internal, cuaca buruk memengaruhi pertanian, perikanan, dan pertambangan, kemudian situasi politik tak kondusif, juga cukup menekan investasi.

TETAP TUMBUH - Pembangunan di Kawasan Industri Hijau Indonesia di Tanah Kuning -Mangkupadi cukup mendongkrak
TETAP TUMBUH - Pembangunan di Kawasan Industri Hijau Indonesia di Tanah Kuning -Mangkupadi cukup mendongkrak (TRIBUNKALTARA.COM/ ISTIMEWA)

"Terakhir penundaan belanja atau pembangunan strategis pemerintah, juga menyebabkan pelambatan pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.

(*)

Penulis: Edy Nugroho 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved