Iraw Tengkayu 2025
Padaw Tuju Dulung, Cerita Raja Sering Bepergian Menggunakan Perahu, Ayam Jantan jadi Petunjuk Waktu
Padaw Tuju Dulung dalam bahasa Tidung diartikan sebagai Perahu Tujuh Haluan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Padaw Tuju Dulung dalam bahasa Tidung diartikan sebagai Perahu Tujuh Haluan.
Di balik namanya ada simbol makna bagi aktivitas masyarakat Tidung dan raja terdahulu.
Kata Datu Norbeck, Budayawan Tidung Tarakan yang juga kali ini bertugas sebagai Pengarah Prosesi Penurunaan Padaw Tuju Dulung, Padaw Tuju Dulung diartikan perahu tujuh haluan.
Simbolnya dalam kehidupan sehari-hari, dijelaskan Datu Norbeck, tujuh melambangkan jumlah hari dalam seminggu.
Baca juga: Puncak Pelarungan Padaw Tuju Dulung, Ribuan Warga Tarakan Kaltara Hadir Saksikan Iraw Tengkayu 2025
Kata Datu Norbeck, pada bagian depan perahu terdiri dari tiga bagian.
Umumnya, perahu hanya ada satu bagian ujung depan atau haluan.
Namun Padaw Tuju Dulung didesain dibagi tiga bagian.
Bagian sisi kiri ada dua haluan sebelah kiri, dua haluan sebelah kanan dan tiga haluan bagian tengah.
"Masing-masing bersusun atau bertingkat. Jadi total haluan tujuh melambangkan tujuh hari," kata Datu Norbeck.
Kemudian di bagian tengah diletakkan mahligai.
Mahligai berwarna kuning cerah.
Mahligai atau dalam dialek Tidung berbunyi meligai disebut bangunan rumah.
Di dalam meligai itulah raja istirahat.
"Konon dulu di situlah yang punya perahu itu duduk. Makanya disitu biasa ada makanan. Perlu saya luruskan, bukan sesaji tapi makanan atau perbekalan yang dibawa di dalam perahu," kata Datu Norbeck.
Secara fisik terlihat seperti sesaji namun sebenarnya itu adalah makanan biasa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.