Irau Malinau 2025

Kiri Loko Paguyuban NTB, Doa Ibu Hamil dan 44 Koin Keberkahan di Irau Malinau Kaltara

Paguyuban Nusa Tenggara Barat (NTB) Malinau menghadirkan prosesi Kiri Loko di panggung Irau ke-11.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
KIRI LOKO – Prosesi adat Paguyuban NTB memperagakan selamatan kehamilan tujuh bulan di panggung Irau Malinau, Senin (13/10/2025). Tradisi ini menampilkan pemecahan kelapa, doa keselamatan, dan lempar 44 koin keberuntungan. (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU – Paguyuban Nusa Tenggara Barat ( NTB ) Malinau, Kaltara menghadirkan prosesi Kiri Loko di panggung Irau ke-11.

Tradisi unik selamatan atas kehamilan tujuh bulan anak pertama yang dipenuhi doa keselamatan, simbol kearifan leluhur, dan ritual unik lempar 44 koin keberkahan, pada Senin (13/10/2025).

Penampilan adat ini diawali dengan sapaan khas dan penjelasan makna Kiri Loko sebagai ungkapan syukur atas karunia kehamilan.

Tradisi ini diwariskan leluhur masyarakat NTB dan masih dijalankan hingga kini dalam lingkungan keluarga.

Baca juga: Ritual Lunau di Irau Malinau, Undangan Spiritual Dayak Abai, Simbol Relasi Manusia, Roh dan Alam

Prosesi dipimpin perempuan tua atau sando yang dipercaya memiliki pengetahuan adat. 

Doa keselamatan dilantunkan agar ibu dan bayi selalu sehat serta dijauhkan dari marabahaya.

Kekuatan visual tradisi semakin terasa dengan hadirnya sesaji, simbol adat, dan alunan musik pengiring.

 Penonton ikut larut dalam suasana sakral yang menyelimuti prosesi.

Tahapan berlanjut dengan pemecahan kelapa di atas kepala ibu hamil.

 Arah belahan kelapa dipercaya menjadi tanda jenis kelamin bayi dalam kandungan.

Jika belahan menghadap ke bawah dipercaya bayi laki-laki, jika menghadap ke atas dipercaya bayi perempuan. 

Keyakinan ini menjadi bagian dari filosofi masyarakat NTB dalam membaca pertanda alam.

Setelah itu, 44 keping koin yang diletakkan di bawah ibu hamil dilempar kepada masyarakat.

 Penonton antusias berebut mengambil koin sebagai simbol berkah.

Masyarakat percaya, yang belum menikah akan segera mendapat jodoh, sedangkan yang sudah menikah akan diberi panjang umur dan rezeki. 

Keyakinan ini menambah keseruan prosesi Kiri Loko.

Suasana semakin meriah ketika kesenian Gendang Beleq khas NTB ditampilkan.

 Irama gendang menggema dan menghidupkan panggung Irau hingga disambut tepuk tangan penonton.

Ketua Paguyuban NTB Malinau, Anwar menyebut Kiri Loko menjadi bentuk partisipasi dalam perayaan Irau dan HUT ke-26 Kabupaten Malinau

Tradisi ini sekaligus memperkenalkan kearifan lokal masyarakat NTB kepada publik.

“Kami dari paguyuban NTB menampilkan upacara adat Kiri Loko artinya selamatan atas kehamilan anak pertama, dilanjutkan dengan lempar koin kepada masyarakat. Siapa pun yang mendapat koin, bagi yang belum menikah akan segera mendapat jodoh dan dihibur kesenian Gendang Beleq,” ucap Anwar.

Anwar menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah.

Kehadiran paguyuban dalam Irau menjadi kebanggaan sekaligus ruang pelestarian budaya.

Baca juga: Perayaan Irau Malinau Kaltara Sarat Nilai Edukasi, Bupati Dorong Pembukuan Sejarah Lokal

“Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Malinau yang sudah mendukung dan mensuport dana untuk mengikuti pameran dan Irau,” lanjutnya.

Penampilan Kiri Loko tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga edukasi adat.

Tentang doa, harapan, dan kebersamaan. Tradisi ini memperkaya keberagaman budaya yang hadir dalam Irau ke-11. 

(*)

Penulis: Mohammad Supri

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved