Berita Tarakan Terkini
Benuanta Investment and Economic Summit 2025, Kaltara Diharap Jadi Lokomotif Perekonomian Nasional
Diskusi panel Benuanta Investment and Economic Summiti digelar KPwBI Kaltara di Hotel Tarakan Plaza, Jumat (21/11/2025).
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara menyelenggarakan Benuanta Investment and Economic Summiti di Hotel Tarakan Plaza, Jumat (21/11/2025).
Kegiatan yang dikemas dengan diskusi panel bertemakan Kaltara sebagai Episentrum Pertumbuhan Baru Menakar Peran Hilirisasi, Industrialisasi, dan Konektivitas Global terhadap Perekonomian Daerah dibuka langsung Wakil Gubernur Kaltara, Ingkong Ala yang juga menjadi keynote speech
Kegiatan diskusi panel menghadirkan sejumlah narasumber seperti Kepala KPwBI Kaltara, Hasiando Ginsar Manik, Rubino Sugana, Proncipal Adviser, Revenue (Policy and Administration) At Prosprea, Yon Arsal Staf Ahli Menkeu Bidang Kepatuhan Pajak dan Direktur Poltek Biskal, Dr.Ana Ekasriningsih moderator diskusi panel.
Dalam diskusi panel Kepala KPwBI Kaltara Hasiando Ginsar Manik, menyampaikan tentang isu strategos dan analisis dampak kebijakan terkini terhadap perekonomian di Kaltara.
Baca juga: Benuanta Fest 2025 Dongkrak Ekonomi Lokal, Masyarakat Nikmati Pameran Pembangunan hingga UMKM
Diketahui kondisi perekonomian kondisi ekonomi global saat ini memang tidak terlalu baik-baik saja kata Hasiando. Jika melihat kecenderungan beberapa negara bahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menunjukkan perlambatan ekonomi.
"Pertumbuhan ekonomi dunia di 2025 diperkirakan turun dari 3,3 menjadi 3,1. Sebagian besar negara merevisi, melambat pertumbuhannya. Tentu ada faktor-faktornya, mulai dari kondisi di Amerika Serikat dimana mereka mengalami yang disebut temporary government shutdown," ungkap Hasiando.
Dimana lanjutnya, banyak fasilitas pemerintahan yang tidak bekerja optimal. Belum lagi bicara perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Hal-hal seperti itu lanjutnya, menyebabkan salah satu market misalkan di Amerika berdampak ke kondisi perekonomian di dunia.
"Ketidakpastian global juga tercermin dari beberapa indeks di sana disebut indeks ketidakpastian dan kualitas global. Memang ada tren sedikit menurun. Tapi sebetulnya kalau kita lihat historicalnya Dari tahun 2021 itu masih di level yang di atas," ujarnya.
Jadi ketidakpastian global tercermin dari beberapa indeks ini mengindikasikan bahwa tantangan saat ini khususnya dari sisi eksternal itu cukup menantang.
Baca juga: Ekonom: 3 Variabel Kunci Pemerintahan Prabowo jadi Fondasi Ekonomi Indonesia
"Kemudian bagaimana dengan kondisi perekonomian di Indonesia alhamdulillah kita di tengah tantangan global tersebut domestic demandnya masih cukup kuat. Jadi ekonomi kita di trieulan 3 itu tumbuh 5,04 perse. Melambat sebetulnya dibandingkan triwulan 2 di 2025," ujarnya.
Ia melanjutkan lagi, yang mana ditopang oleh kinerja ekspor dan konsumsi pemerintah yang meningkat di triwulan 3.
Ia melanjutkan paparannya, ada beberapa sumber-sumber pertumbuhan.
"Misalkan di Kalimantan kita secara keseluruhan secara nasional kita menumbuhkan 8,02 persen porsi ekonomi Kalimantan. Sementara utamanya masih berasal dari ekonomi di Jawa dan Sumatera," paparnya.
Berbicara tantangan nasional saat ini adalah bagaimana bisa menjaga pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain stabilitas harga inflasi sebetulnya terkendali.
Berbagai upaya saat ini dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah bagaimana caranya agar pertumbuhan ekonomi di 2025 bisa meningkat. Apalagi diketahui bersama target di tahun 2028 oleh Bapak Presiden Prabowo 8 persen.
"Jadi itu menjadi tantangan tersendiri bagi kita semua. Kebijakan dari Bank Indonesia ini merupakan sharing dari kami, berkaitan dengan tujuan pelaksanaan seminar kita
yaitu dimana Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan BIR tetap 4,75 persen," ujarnya.
Kebijakan BI saat ini yakni menjaga stabilitas baik nilai tukar, harga dan sistem keuangan dan kedua kebijaka berupaya upaya mendukung pertumbuhan ekonomi.
" Bagaimana dengan kondisi perekonomian di Kalimantan Utara, sebetulnya dia triwukan 3 sebetulnya meningkat dari 4,54 persen ke 4,61 persen. Berada di urutan 25 dari 39 provinsi yang terpantau di sini," jelasnya.
Tantangan saat ini lanjutnya, sebetulnya adalah bagaimana agar perekonomian Kalimantan Utara bisa lebih tinggi dibandingkan perekonomian nasional.
Tentu lanjutnya, sebagai provinsi yang relatif baru semua berkinginan agar menjadi salah satu kontributor perekonomian nasional.
"Kontributor atau lokomotif perekonomian nasional. Artinya kita berharap ekonomi kita lebih tinggi. Sehingga itu menjadi bagian dari nasional untuk mengangkat perekonomian," tukasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
KPwBI Kaltara
diskusi panel
Ingkong Ala
Hasiando Ginsar Manik.
perekonomian
Kaltara
ekonomi
TribunKaltara.com
| Undian Struk Belanja di Kafe dan Restoran hingga Rumah Makan Tarakan Berakhir 30 November 2025 |
|
|---|
| Ribuan Warga Hadiri Tabligh Akbar, Doa Bersama agar Terhindar dari Bencana, UAS: Jauhi Maksiat |
|
|---|
| Polda Kaltara Fasilitasi Pertemuan Pengemudi Online-Dishub, Izin Operasi di Pelabuhan dan Bandara |
|
|---|
| Hadiri Wisuda ke-41 UBT, Wali Kota Tarakan Khairul Beri Apresiasi Bagi Mahasiswa Berprestasi |
|
|---|
| Wali Kota Tarakan Silaturahmi Bersama Kajati Kaltara, Apresiasi Selalu Kolaborasi Bersama Pemkot |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Diskusi-panel-BI-Kaltara-01-21112025jpg.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.