Pilkada Kaltara
Punya Profesi Berbeda dengan Suami, Istri Ketua KPU Kaltara Akui Sering Was-was
Punya latar belakang profesi yang berbeda, Rapiah, istri dari KPU Provinsi Kalimantan Utara, Suryanata Al Islami sering kali was-was
Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR- Punya latar belakang profesi yang berbeda, Rapiah, istri dari Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Utara, Suryanata Al Islami sering kali was-was soal pekerjaan suami.
Dia yang tidak pernah bersentuhan langsung dengan dunia politik, berpandanga bahwa dunia politik itu keras.
Namun sebagai seorang istri Komisioner KPU, dia harus tahan dengan gunjingan maayarakat
"Itu biasanya terjadi setiap selesai pemilihan, ada omongan miring, ya maklumlah mungkin dari yang tidak puas dengan keputusan KPU," ujar dia, Jumat (18/9/2020)
Sebagai suami, Suryanata Al Islami selalu mengingatkan Rapiah untuk tidak mengubris omongan orang lain.
Karena yang dilakukan suaminya telah sesuai prosedur.
Ibu 3 anak ini bahkan sempat memberi masukan kepada Suryanata Al Islami untuk kembali sebagai PNS.
Tapi karena basic suaminya suka lebih suka pekerjaan yang bersifat dinamis, sehingga ia tidak ingin memaksakan kehendak.
"Kan percuma kalau menurut kita aman, tapi dia tidak nyaman kan kasihan juga kalau dipaksa," ucapnya
• Istri Ketua KPU Kaltara Siapkan Minuman Serai Bagi Suaminya
• Dipandemi Covid-19, Komisioner KPU Nunukan Mardi Tidak Diizinkan Pulang ke Rumah
• Seorang Cawabup di Nunukan Positif Covid-19, KPU Tegaskan Tahapan Tetap Lanjut
Terkait intimidasi, dia sampaikan tidak pernah mendapatkan intimidasi dari pihak manapun.
"Dari Bapak mungkin ada, cuma Bapak ini kan bukan tipe orang yang suka buat orang khawatir.
Malah kadang berusaha disembunyikan kalau ada hal-hal yang seperti itu," terangnya.
Bahkan wanita kelahiran 1979 ini sempat marah (ngomel) kepada Suryanata Al Islami.
Hal itu karena terjadi ricuh di KPU Kabupaten Bulungan yang saat itu suaminya merupakan ketua KPU Bulungan.
Dia ini kan selalu bilang aman saja kalau ditanya terus.
Ternyata justru di situ kan situasinya tegang. Jadi saya telepon Bapak, tapi dia masih bilang ndak apa," lanjutnya.
"Jadi Bapak itu ndak suka bawa masalah kantor di rumah. Dia selalu bilang bantu saja lewat doa," ujarnya.
(*)
( TribunKaltara.com / Risnawati)