Antre Panjang BBM Masih Terjadi, Camat Krayan Sebut APMS Terapkan Jeda Penjualan, Ini Penyebabnya
Antre panjang BBM masih terjadi, Camat Krayan sebut APMS terapkan jeda penjualan, ini penyebabnya.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Antre panjang BBM masih terjadi, Camat Krayan sebut APMS terapkan jeda penjualan, ini penyebabnya.
Antre Bahan Bakar Minyak (BBM) masih dilakukan oleh warga perbatasan RI-Malaysia di Kecamatan Krayan, lantaran armada angkut, pesawat Air Tractor yang selama ini digunakan berhenti beroperasi.
Diberitakan sebelumnya, kelangkaan yang terjadi sebulan terakhir ini, akibat pesawat Air Tractor dengan daya angkut sebanyak 4 ton dari Kota Tarakan menuju Krayan berhenti beroperasi.
Baca juga: Jabat Ketum PPP, Kekayaan Suharso Monoarfa Sentuh Angka Rp 59,8 Miliar, Miliki Jaguar dan Alphard
Baca juga: Film Lokal Rasa Nasional Aku dan Impianku Karya Putra Tarakan, Rizal: Mengajak Penonton Berfikir
Baca juga: Penampakan Bungker Milik Teroris Upik Lawanga di Lampung, jadi Tempat Merakit Bom dan Senjata Api
Pasalnya, lisensi izin terbang pilot Air Tractor sedang dalam proses diperpanjang. Sehingga layanan angkutan BBM hanya menggunakan pesawat Smart, dengan daya angkut hanya 1,2 ton saja.
Sementara itu, dari 5 kecamatan di Krayan hanya ada satu APMS di Krayan Induk dan satu SPBU di Krayan Selatan.
Camat Krayan, Haberly mengatakan, Jumat lalu antre BBM oleh warga Krayan kembali terjadi di APMS tepatnya di Long Bawan.
Namun kali ini APMS menerapkan kebijakan untuk menjeda penjualan sampai persediaan BBM mencapai 4-5 ton.
Hal itu dilakukan untuk menghindari potensi ricuh saat warga antre di APMS, lantaran tidak mendapat BBM padahal sudah lakukan antre cukup lama.
"Di APMS kemarin tidak jual karena Jumat lalu sudah jual dan antrenya sangat panjang. Untuk hari ini ada suplai BBM masuk dari Tarakan. Senin baru antre lagi. Pengalaman beberapa hari ini, kalau BBM masuk 1,2 ton saja lalu dijual banyak yang tidak dapat. Orang sudah antre panjang lalu pas giliran tidak dapat kan kasian dan itu potensi masalah," kata Haberly kepada TribunKaltara.com, melalui telepon seluler, Minggu (20/12/2020), pukul 14.00 Wita.
Menurut Haberly, selain di APMS dan SPBU, warga di Krayan juga kadang mengantre BBM jenis Pertalite yang dijual oleh pedagang lokal, seharga Rp 35 ribu.
Meskipun mahal, kata Haberly warga tetap membeli dan rela antre berjam-jam untuk dapatkan 3 liter BBM.
"Selama ini ada pedagang lokal juga menjual pertalite yang disuplai dari Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan. Masyarakat di sini mahal pun tetap beli namanya kebutuhan. Tapi tidak banyak, satu minggu satu kali flight untuk 1,2 ton saja. Pesawat yang dicarter sama juga. Jadi sulit untuk atur jadwal pesawat di sini," ucapnya.
Dia mengaku, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Pertamina di Tarakan soal lisensi pilot beberapa waktu lalu.
Namun, ia belum bisa pastikan kapan Air Tractor kembali beroperasi.
"Pertamina belum bisa jamin kapan itu selesai. Tapi informasi terakhir, mereka ada upaya datangkan pesawat lagi yang daya angkut BBMnya lebih besar dari pesawat Smart yang digunakan saat ini. Kami masih tunggu itu," tuturnya.
Baca juga: Jelang Nataru, Wings Air Kembali Buka Layanan Penerbangan di Bandara Kolonel RA Bessing Malinau
Baca juga: Ketua Gerindra Kaltara Ibnu Saud Minta Pendukung Zainal-Yansen Berpikir Rasional, Ini Alasannya
Baca juga: Siap Hadapi Gugatan Pasangan Danni Iskandar-Muhammad Nasir di MK, Begini Reaksi KPU Nunukan Kaltara