Berita Nunukan Terkini

Kisah Panwascam Nunukan, Mulai Jaringan, Geografis Hingga Kehadirannya tak Disukai Simpatisan Paslon

Kisah Panwascam Nunukan, mulai jaringan, geografis hingga kehadirannya tak disukai simpatisan paslon peserta Pilkada.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/FELIS
Aktifitas Bawaslu Nunukan dan tim Panwascam Nunukan seusai apel persiapan pemasangan 10.000 stiker di Sekretariat Panwascam Nunukan, Jalan Pesantren Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (18/11/2020), pukul 08.00 Wita. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kisah Panwascam Nunukan, mulai jaringan, geografis hingga kehadirannya tak disukai simpatisan paslon peserta Pilkada.

Cerita Ketua Panwascam Nunukan, mulai jaringan, kondisi geografis, hingga kehadirannya tak disukai oleh simpatisan pasangan calon (Paslon) saat kampanye Pilkada 2020 lalu.

Pilkada serentak 2020 telah usai, bahkan sejumlah Bupati dan Wakil Bupati terpilih 2020 beberapa Kabupaten di Kalimantan Utara telah dilantik.

Baca juga: Kapan Bupati Malinau & Nunukan Dilantik, Ini Kata Kepala Biro Pemerintahan Kaltara Taufik Hidayat

Baca juga: Barang Bukti Uang Tunai Rp 26 Juta Masih Diamankan Bawaslu Nunukan, Yusran: Belum ada Regulasi

Baca juga: Tugas 63 Panwascam Selesai, Ketua Bawaslu Nunukan Beber Kendala Selama Pilkada 2021

Namun untuk dua kabupaten lainnya seperti Malinau direncanakan pelantikan pada 4 April mendatang. Sedangkan, untuk Nunukan pada 1 Juni nanti.

Ketua Pengawas Kecamatan (Panwascam) Nunukan, Ridwansyah menyampaikan selama menjalankan tugasnya satu tahun di empat kelurahan dan satu desa, banyak tantangan yang ia temukan di lapangan.

Mulai dari kondisi geografis wilayah Kabupaten Nunukan yang antar kecamatan bahkan RT yang harusnya jadi satu kelurahan, namun terpisahkan oleh perairan laut.

"Jadi Panwascam itu banyak tantangannya, apalagi kita bekerja di wilayah perbatasan RI-Malaysia. Kita ketahui bersama antar kecamatan saja terpisah oleh air laut. Bahkan di Kelurahan Nunukan Barat, ada dua RT yang letaknya di Pulau Sebakis. Itu seberang laut. Di Sebakis itu ada 4 RT. 2 RT itu masuk Kelurahan Nunukan Barat, nah 2 RT lainnya masuk Desa Pembeliangan," kata Ridwansyah kepada TribunKaltara.com, Minggu (28/02/2021), pukul 16.00 Wita.

Lanjut Ridwan, saat mengawasi kegiatankampanye di Pulau Sebakis, ia dan anggota Panwascam lainnya harus menyeberangi laut menggunakan speed boat sekira 50 menit.

"Kendala kami di transportasi, nggak ada speed boat yang berangkat cepat waktu itu. Jadinya kami kejar-kejaran dengan tim Paslon. Dari Jembatan Yamaker-Sebakis itu 50 menit. Walau setelat apapun kami harus hadir," ucapnya.

Ridwansyah mengaku, wilayah kerjanya mulai dari Kelurahan Nunukan Barat, Kelurahan Nunukan Timur, Kelurahan Nunukan Utara, Kelurahan Nunukan Tengah, dan Desa Binusan. Desa Binusan terbagi jadi dua yaitu Desa Persiapan Binusan Dalam dan Desa Ujang Fatimah.

Tak hanya kendala geografis, jaringan di wilayah perbatasan RI-Malaysia itu kerap kali jadi keluhan warga.

"Di pulau Sebakis itu blankspot. Desa Binusan yang ada di Nunukan saja blankspot. Komunikasipun sulit. Apalagi ada informasi temuan di lapangan, masuk informasi ke kita terlambat, otomatis pelanggarannya jadi nggak bisa dibuktikan. Tapi kami tetap hadir, apapun itu," ujarnya.

Ridwansyah menjelaskan, dalam melakukan pengawasan di lapangan, ia dibantu oleh 3 komisioner Bawaslu Nunukan. Kemudian dibawah koordinasinya ada 5 orang, yang bertugas di tiap kelurahan/ desa.

Sementara, untuk pengawas di TPS ada 129 orang.

Menurutnya Ridwansyah, personel Panwascam di Nunukan dan Nunukan Selatan terbilang lebih banyak dibandingkan kecamatan lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved