Berita Nunukan Terkini
Pengepul Rumput Laut Nunukan Akui Angkut & Kirim Hingga Seribu Karung dalam Sepekan, Ini Kendalanya
Pengepul rumput laut Nunukan akui angkut & kirim hingga seribu karung dalam sepekan, ini kendalanya.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Pengepul rumput laut Nunukan akui angkut & kirim hingga seribu karung dalam sepekan, ini kendalanya.
Pengepul rumput laut di Nunukan, Kalimantan Utara, akui loding atau mengirim 1.000 karung dalam sepekan.
Rini (30), seorang pengepul rumput laut di Nunukan, mengatakan, dalam sepekan saja, pihaknya bisa mengirim rumput laut ke Makassar hingga 1.000 karung.
Baca juga: Dinas Perdagangan Minta Pengepul Rumput Laut di Kabupaten Nunukan Segera Miliki Izin Usaha
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Nunukan Hari Ini, BMKG Keluarkan Peringatan Dini untuk Wilayah Lumbis Ogong
Baca juga: Pelaku Perjalanan Dalam Negeri Wajib Tunjukkan Rapid Test Antigen, Ini Penjelasan Kepala KKP Nunukan
"Seminggu kami loding rumput laut sampai 1.000 karung. Hari ini kami loding untuk dua truk. Satu truk muat 100 karung. Karung yang berukuran 50Kg, masing-masing dengan berat berbeda-beda. Ada yang berisi 80Kg dan ada juga 100 Kg. Hari-hari diloding rumput lautnya, tergantung cuaca juga. Karena yang dikirim harus rumput laut kering," kata Rini kepada TribunKaltara.com, Senin (08/03/2021), pukul 13.00 Wita.
Terkait moda transportasi, Rini mengaku lebih sering menggunakan kapal Pelni dan swasta daripada kapal container.
Pasalnya, kapal container dua bulan sekali berlabuh di Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan.
"Biasa rumput laut dikirim ke Makassar pakai KM Queen Soya, KM Thalia, KM Lambelu, KM Siguntang, dan Kapal Aditya. Kalau pakai kapal container lambat putar uangnya, karena dua bulan sekali baru tiba di Nunukan. Nah, hari ini kami gunakan kapal container," ucapnya.
Menurut Rini, keuntungan yang ia peroleh sebagai seorang pengepul rumput laut hanya 500 rupiah dari penjualan per kilonya.
"Saya beli rumput laut yang kering ke petani itu Rp11 ribu per kilo. Kalau lembab Rp10.500 ribu per kilo. Tapi kalau jual ke bos saya Rp11.500. Jadi untung 500 rupiah saja. Turun sudah harga rumput laut, jadi keuntungan berkurang. Beda lagi harga yang dikirim ke Makassar itu bos yang atur. Mungkin bisa nyampe Rp13 ribu per kilo," ujar Rini.
Lanjut Rini, rumput laut yang masuk ke gudang untuk siap diloding, harusnya dalam keadaan kering.
Namun, di samping permintaan pasar yang harus segera mungkin dikirim sementara di sisi lain cuaca di Nunukan sering tidak stabil, membuat pengepul terpaksa membeli rumput laut yang masih lembab.
Baca juga: Warga Inhutani Minta Izin Bangun Rumah di Lokasi Eks Kebakaran, Pemkab Nunukan: Sementara tak Boleh
Baca juga: Sempat Vakum Gegara Covid-19, Polres Nunukan Buka Layanan SIM Keliling, Berikut Jadwal Lengkapnya
Baca juga: Anak Buah AHY di Nunukan Komentari KLB Demokrat di Sibolangit: Jiwa Mereka yang Perlu Diluruskan
"Kami maunya kering semua. Tapi susah juga cuaca di Nunukan sering hujan. Ditambah, pengepul di Nunukan banyak, jadi cepat-cepatan. Kadang kalau masih lembab kami yang jemur lagi di gudang," tuturnya.
Rini menambahkan, dirinya sudah memiliki izin untuk melakukan aktivitas mengepul rumput laut.
"Ada sudah izin saya. Waktu itu saya urus ke RT. Kalau mengepul sudah sejak 2004," ungkap Rini.
Penulis: Febrianus felis
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official