Perbatasan RI Malaysia

Harga Tabung Gas 16 Kilogram Asal Malaysia di Krayan Nunukan Tembus Rp 1,7 Juta, Ini Penyebabnya

Harga tabung gas 16 kilogram asal Malaysia di Krayan Nunukan tembus Rp 1,7 juta per tabung, ini penyebabnya.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
HO/ Deddy
Pesawat Pelita Air Service mengangkut tabung Elpiji 12 Kg dari Tarakan ke Kecamatan Krayan Induk, Kabupaten Nunukan, Selasa (09/03/2021). (HO/ Deddy). 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Harga tabung gas 16 kilogram asal Malaysia di Krayan Nunukan tembus Rp 1,7 juta per tabung, ini penyebabnya.

Harga tabung gas 16 Kg asal Malaysia di Kecamatan Krayan Induk tembus Rp1,7 juta per tabung, ini sebabnya.

Kabar harga tabung gas asal Malaysia yang melonjak naik itu diinformasikan oleh Anggota DPR RI Komisi VI Deddy Yevri Sitorus.

Baca juga: 90 Kali Ekspor Hasil Perikanan ke Malaysia, Bea Cukai Nunukan Beber Total Devisa yang Dhasilkan

Baca juga: Soal Ekspor Komoditi Perikanan Dilakukan Secara Ilegal, Bea Cukai Tepis Pernyataan Disdag Nunukan

Baca juga: Prakiraan Cuaca Jumat 12 Maret 2021, BMKG Keluarkan Peringatan Dini untuk Wilayah Kabupaten Nunukan

Pria yang akrab disapa Deddy itu, belum lama ini melaksanakan reses di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Ia mengaku mendapatkan keluhan warga, lantaran harga tabung gas 16 Kg asal Malaysia itu mencapai Rp1,4 juta per tabung.

"Terus terang saya sedih mendengar harga tabung sampai jutaan seperti itu. Apalagi saya mendengar bahwa banyak warga di Krayan yang akhirnya menggunakan kayu bakar. Masalah ini disebabkan Malaysia sampai sekarang masih karantina wilayah akibat Covid-19. Selama ini hampir 90% kebutuhan masyarakat Krayan dipenuhi dari Malaysia," ucap Deddy melalui telepon seluler Jumat (12/03/2021).

Lanjut Deddy, dirinya mengaku, telah bersurat kepada Direktur Utama Pertamina dan meminta perhatian agar mencari solusi bagi masalah ini.

"Puji Tuhan, akhirnya Pertamina mulai menerbangkan tabung Elpiji ke Krayan dengan mencarter Pesawat Pelita Air Service. Mudah-mudahaan masalah ini segera teratasi. Pertamina berkomitmen menganggarkan selama tahun 2021 dengan biaya sebesar Rp10 Milyar per tahun," imbuh Deddy.

Saat dikonfirmasi, Camat Krayan Induk, Haberly membenarkan hal itu.

Haberly mengatakan harga tabung gas 16 Kg asal Malaysia itu bukan saja Rp1,4 juta per tabung melainkan bisa mencapai Rp1,7 juta per tabung.

Bahkan, untuk harga isi ulang saja warga di Krayan harus membayar Rp200 ribu per isi ulang.

"Ia betul mas. Harga tabung gas 16 Kg itu bukan lagi Rp1,4 juta per tabung, tapi bisa mencapai Rp1,7 juta per tabung. Sebelum Malaysia lockdown kita isi ulang tabung itu bayarnya Rp200 ribu," kata Haberly kepada TribunKaltara.com, melalui telepon seluler, pukul 16.45 Wita.

Menurut Haberly, sejak Malaysia melalukan karantina wilayah, sangat berdampak pada kehidupan ekonomi warga di pelosok perbatasan itu.

Bagaimana tidak, sebelum Malaysia melakukan lockdown, warga Krayan bisa menikmati isi ulang tabung 16 Kg dengan harga Rp200 ribu per tabung.

Namun, kini harus membayar ongkos buruh angkut tabung dan isi ulang hingga Rp1,7 juta per tabung.

"Sejak penutupan perbatasan, warga di sini harus menggendong tabung gas mulai dari wilayah Bario melalui Kecamatan Krayan Barat. Digendong dari wilayah Malaysia masuk perbatasan sekira 2 jam. Karena menggunakan tenaga manusia, jadi sedikit saja. Lanjut, menggunakan kendaraan motor 6 KM sampai ke Kampung Lembudud, Krayan Barat. Nah selama ini, pasokan tabung gas hanya dari situ saja.

Bayar buruh gendong itu Rp700 ribu per tabung. Rinciannya, Rp200 ribu itu ongkos tabung gas kosong yang digendong dari rumah orang yang mau pesan. Nah, Rp500ribu untuk gendong tabung yang ada isinya dari Lembudud ke rumah konsumen," ujarnya.

Haberly menjelaskan, selama Malaysia lakukan karantina wilayah, jalur Bario-Sempadan jarang digunakan oleh warga.

"Itukan akses jalannya masih harus melalui hutan. Untuk angkut dari Bario sampai ke Sempadan menggunakan perahu atau ketinting. Tahun 2020-2021 ini jalur itu baru dipakai lagi oleh WNI atau PMI yang ingin pulang ke Indonesia," tambah dia.

Haberly mengaku, per 9 Maret lalu, Pertamina Tarakan sudah menyalurkan tabung gas Elpiji 12 Kg ke Krayan Induk.

Ia beberkan komitmen Pertamina untuk mengirimkan tabung Elpiji non subsidi itu dalam dua tahap.

Tahap pertama mulai tanggal 9-13 Maret 2021. Sementara tahap kedua mulai 13-18 Maret 2021.

Untuk satu kali flight membawa 45 tabung Elpiji 12 Kg.

Baca juga: Malaysia Kembali Deportasi 58 WNI, Kini Tertahan di Nunukan Kaltara, Begini Nasibnya Sekarang

Baca juga: 2 Kapal Layani Tol Laut ke Wilayah Nunukan, Dinas Perdagangan Beber Tarif Sementara Surabaya-Nunukan

Baca juga: WNI Sering Ditangkap di Perbatasan RI-Malaysia, Pos Terpadu Bakal Dibangun di Sei Ular Nunukan

"Hari ini sudah 4 kali flight. Ada sekitar 400 tabung gas untuk 5 kecamatan di wilayah Krayan. Itu komitmen dari Pertamina Tarakan dalam rangka penyaluran energi sampai ke pelosok negeri," tuturnya.

Untuk harga tabung Elpiji 12 Kg tersebut, kata Haberly, Rp600 ribu pertabung. Sedangkan untuk isi ulang sebesar Rp190 ribu per sekali isi.

"Tabung Elpiji diangkut dengan Pesawat Pelita Air Service. Sembari menunggu kepastian pengiriman tabung Elpiji dari Balikpapan. Karena kata pihak Pertamina, persediaan tabung Elpiji di Tarakan sangat terbatas," ungkapnya.

Penulis: Febrianus Felis

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved