Perbatasan RI Malaysia
WNI Sering Ditangkap di Perbatasan RI-Malaysia, Pos Terpadu Bakal Dibangun di Sei Ular Nunukan
WNI sering ditangkap di perbatasan RI-Malaysia, pos terpadu bakal dibangun di Sei Ular Nunukan.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - WNI sering ditangkap di perbatasan RI-Malaysia, pos terpadu bakal dibangun di Sei Ular Nunukan.
Pejabat Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) melakukan peninjauan langsung titik perbatasan RI-Malaysia di perairan simpang tiga Sei Ular, Rabu (10/03/2021), pagi.
Asisten Deputi (Asdep) Pengelolaan Batas Negara Wilayah Laut dan Udara BNNP, Siti Metrianda, mengatakan selama ini permasalahan batas wilayah laut yang melibatkan WNI selalu dikomunikasikan dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
"Hubungan kita melalui Konsulat RI (KRI) di Tawau dengan pemerintah setempat sangat baik sekali. Bahkan, Kemlu hadir di sini untuk meningkatkan KRI di Tawau artinya jangkauan kita bisa lebih luas lagi," kata Siti Metrianda kepada TribunKaltara.com, pukul 12.00 Wita.
Baca juga: BREAKING NEWS Tinjau Titik Batas RI-Malaysia, Pejabat Kemlu dan BNPP Tiba di Nunukan
Baca juga: Tawari Motor Curian Rp 3 Juta, Residivis Curat Asal Nunukan ini Kabur Hingga ke Balikpapan
Baca juga: Ada Revisi Anggaran, Subsidi Ongkos Angkut Barang yang Bersumber dari APBD Nunukan Belum Jalan
Terkait penangkapan WNI beberapa waktu lalu, kata Siti Metrianda, berkat koordinasi yang baik melalui KRI di Tawau dengan pemerintah setempat, sehingga 8 WNI dipulangkan ke tanah air lebih cepat.
"Kalau nggak ada komunikasi dan koordinasi yang baik kemarin, WNI kita yang ditangkap Polis Malaysia, pasti akan ditahan lama," ucapnya.
Kendati jarak ibukota RI dengan perbatasan RI-Malaysia sangat jauh sekali, namun Siti Metrianda mengaku lebih dekat, lantaran memiliki perwakilan di Tawau, Malaysia.
"Waktu itu WNI agak terlambat dipulangkan, karena ada masalah Covid-19. Pemerintah setempat cukup ketat sekali mengenai karantina. Jadi sempat WNI kita mau dikarantina 10 hari. Tapi hasil koordinasi yang baik, mereka akhirnya dipulangkan. Kami kelihatan jauh di Jakarta, tapi sebenarnya kami dekat di sini, karena ada perwakilan," ujarnya.
Setelah melakukan tinjauan di titik batas negara RI-Malaysia itu, menurut Siti Metrianda, pihaknya rencanakan pembangunan pos terpadu yang dilengkapi dengan rambu-rambu di perairan Simpang Tiga Sei Ular.
"Solusinya salah satu. Rencana pembangunan pos terpadu. WNI kita sering tertangkap malam hari. Kalau siang hari nggak ada masalah, makanya perlu dilengkapi dengan rambu-rambu. Biar WNI tau apakah dia sudah masuk batas Malaysia atau masih di wilayah Indonesia," tuturnya.
Lanjut, Siti Metrianda, selain persoalan batas dua negara jiran itu, hubungan bilateral antar Indonesia-Malaysia perlu dijaga secara baik.
"Kalau ada patroli kenegaraan baik dari Polis Malaysia maupun petugas keamanan kita saya pikir itu wajar saja. Yang penting kita komunikasi, jaga hubungan bilateral. Nyatanya Sei Ular kan dipakai bersama," ungkapnya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Nunukan Hari Ini, BMKG Prediksi Cuaca Cerah Hampir di Semua Kecamatan
Baca juga: Laris di Malaysia, Dinas Perdagangan Nunukan Beber Ekspor Kepiting ke Tawau Hingga 3.000 Kg Per Hari
Baca juga: Pengepul Rumput Laut Nunukan Akui Angkut & Kirim Hingga Seribu Karung dalam Sepekan, Ini Kendalanya
Ia mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Nunukan untuk mematuhi ketentuan sementara mengenai waktu melintas di perairan Simpang Tiga Sei Ular.
"Sembari menunggu pembangunan pos jaga di sana, ya warga jangan terlalu malam hari melintas di perairan dekat batas negara. Kalaupun darurat karena sakit dan sebagainya minta pendamping dari petugas keamanan kita.
Saya tidak mau terjadi penangkapan WNI lagi akibat melewati batas negara. Benar-benar tidak berharap terjadi lagi. Walaupun di Jakarta, semua permasalahan di sini akan kami pantau," imbuhnya.
(*)
Penulis: Febrianus felis
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official