Berita Nunukan Terkini

BPS Nunukan Kaltara Sebut Masih ada Tekanan, Tarif Cukur Rambut dan Harga Pasir jadi Pemicu Inflasi

BPS Nunukan, Kaltara mencatat deflasi pada September 2025 akibat turunnya harga sejumlah bahan pangan. 

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / FELIS
INFLASI NUNUKAN - Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien mengungkapkan, tarif gunting rambut dan harga pasir jadi pemicu inflasi di Nunukan, Jumat (03/10/2025), siang. TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUS FELIS 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan, Kalimantan Utara ( Kaltara) mencatat deflasi pada September 2025 akibat turunnya harga sejumlah bahan pangan. 

Namun, tekanan inflasi belum sepenuhnya hilang.

Justru sektor jasa dan bahan bangunan masih menyumbang kenaikan harga, terutama dari tarif gunting rambut pria-wanita dan harga pasir.

Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien, mengungkapkan bahwa penurunan harga ikan layang, cabai rawit, ikan kembung, ikan bandeng, hingga tomat cukup membantu meringankan beban biaya hidup masyarakat. 

Baca juga: Inflasi Tertinggi Kaltara pada September 2025 Terjadi di Tanjung Selor, Sebesar 2,32 Persen

Meski begitu, kenaikan pada jasa dan bahan bangunan tetap menjadi faktor penahan inflasi bulanan.

"Meski tren deflasi terjadi, tidak semua sektor mengalami penurunan harga. Tarif jasa gunting rambut, harga pasir, serta komoditas mangga dan daging ayam ras justru naik dan memberi tekanan pada inflasi," kata Iskandar kepada TribunKaltara.com, Jumat (03/10/2025), sore.

Menurut Iskandar, kondisi ini mencerminkan adanya penyesuaian harga pada sektor jasa maupun bahan bangunan yang dipengaruhi oleh dinamika permintaan dan biaya produksi.

Secara keseluruhan, inflasi Nunukan masih lebih rendah dibandingkan wilayah lain di Kaltara

Inflasi gabungan provinsi tercatat 2,32 persen (year-on-year) dengan deflasi bulanan -0,01 persen.

Kota Tarakan mencatat inflasi tahunan 2,46 persen dengan inflasi bulanan 0,35 persen. 

Sementara itu, Tanjung Selor mencatat inflasi tahunan tertinggi 2,74 persen, tetapi juga mengalami deflasi bulanan terdalam -0,53 persen.

"Capaian Nunukan relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi maupun nasional. Ini menunjukkan pengendalian harga berjalan cukup efektif," ucap Iskandar.

Baca juga: Studi Banding ke Jawa Barat,  Wali Kota Tarakan Sebut Pertanian Digital Miliki Peran Atasi Inflasi 

Meski terkendali, BPS mengingatkan perlunya kewaspadaan menjelang akhir tahun.

Lonjakan permintaan biasanya terjadi saat hari besar keagamaan dan berpotensi mendorong kenaikan harga.

"Stabilitas inflasi sangat penting, terutama di daerah perbatasan seperti Nunukan yang bergantung pada kelancaran distribusi dan ketersediaan bahan pokok. Koordinasi antarinstansi menjadi kunci agar inflasi tetap terkendali," ujar Iskandar.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved