Wawancara Eksklusif
Cerita Dubes Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, Pengusaha Jepang Antusias Sambut Omnibus Law
Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi mengungkapkan, puluhan pengusaha kelas kakap Jepang sangat antusias menyabut Undang-undang Omnibus Law
Kebijakan semuanya ditentukan oleh pusat. Jadi yang bisa kita lakukan di sini langkah-langkah taktisnya.
Tapi strategi dan segala macam ditentukan di pusat. Kami ada diskusi juga dengan menteri perdagangan, satu yang jadi sasaran yang kami sudah sepakat.
Bahwa kita ingin melakukan revisi dari Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Itu adalah ujung tombaknya di Indonesia adalah kementerian perdagangan.
Itu yang kita dorong seperti itu.
Untuk investasi banyak kementerian terkait. Maka itu yang selalu kita koordinasikan supaya kemudian kita mempertajam seperti itu.
Kami sudah mendapat arahan dari Kementerian Luar Negeri maupun dari kementerian lain. Arahannya seperti apa?
bahwa sekarang ini kita akan menarik penanam modal di Indonesia di bidang industri adalah yang mampu melakukan substitusi impor bahan baku dan komponen utama industri.
Yang lebih spesifik dari itu dalam industri farmasi. Ibu Menteri Luar Negeri menggariskan bahwa semua perwakilan harus mendorong upaya untuk mendukung kemandirian di bidang kesehatan.
Baru ketahuan waktu krisis Covid-19 kemarin, ternyata 90 persen lebih komponen dari obat-obatan industri farmasi kita itu diimpor. Ketika rantai pasoknya terganggu, kewalahan benar pada waktu itu.
Kami sudah punya peminat calon investor yang di pusat industri Petrokimia. Itu misalkan industri metanol, kemudian dikaitkan dengan amonia, saya sudah bicara juga dengan menteri ESDM bahwa yang akan diberikan peran besar adalah pupuk Indonesia.
Farmasi kita harapkan akan meningkat, kita sedang mencari juga perusahaannya farmasi yang bukan mengekspor obat ke kita. Tapi menanamkan modal untuk bahan baku dari obat sendiri.
Hubungan perdagangan antara Indonesia-Jepang setidak-tidaknya sampai di Q4 tahun 2020?
Dari Kementerian Pedagang, masing-masing atase atau perwakilan Indonesia di luar negeri itu sudah ditetapkan target peningkatan ekspornya.
Secara umum, kita bersyukur Indonesia sejak akhir triwulan keempat itu sudah menunjukkan tanda-tanda perkembangan yang baik. Kita rata-rata masih minus dua pertumbuhan ekonomi kita, tapi trennya meningkat.
Kita berharap masuk triwulan pertama sudah ada tanda-tanda kita sudah bisa mencapai nilai positif. Pada keseluruhan triwulan kita perkirakan bisa mencapai tiga atau empat persen Year to Year pertumbuhan ekonomi kita.