Berita Tarakan Terkini
Peredaran Narkoba Libatkan Warga Binaan, Kalapas Tarakan Ngaku Sulit Mengawasi, Ini Alasannya
Kasus pengungkapan sabu-sabu 2 kilogram melibatkan dua warga binaan Lapas Kelas IIA Tarakan menjadi bukti nyata peredaran narkoba
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN -Kasus pengungkapan sabu-sabu 2 kilogram melibatkan dua warga binaan Lapas Kelas II A Tarakan menjadi bukti nyata peredaran narkoba oleh pelaku yang mendekam di Lapas sulit diredam hingga ke akarnya.
Diperparah kondisi Lapas Kelas II A Tarakan yang saat ini over kapasitas. Jumlah petugas tak sebanding jumlah warga binaan yang ditampung selama ini.
Dibeberkan Yosep, Kalapas Kelas IIA Tarakan, dengan kondisi over kapasitas, sangat sulit mengontrol aktivitas warga binaan di dalam lapas.
Baca juga: Ratusan Prajurit 613/ Raja Alam Ditugaskan ke Papua, Pangdam VI/Mulawarman Ingatkan Selalu Waspada
Sampai dengan Rabu (14/4/2021), data warga binaan yang tertampung sekitar 1.112 orang. Diakuinya, angka peningkatan warga binaan sangat signifikan.
"Jadi memang seperti sebelumnya saya katakan kondisi over ini cukup menyulitkan kita untuk mengontrol barang seperti narkoba masuk ke Lapas," ungkapnya.
Walaupun lanjutnya, rutinitas penggeledahan selalu dilakukan. Baik yang bersifat insidentil.
" Namun kembali lagi, dengan kondisi jumlah petugas saat ini sangat jauh sekali dibanding jumlah warga binaan," urai Yosep.
Ia menilai Lapas Tarakan cukup unik. Karena dihuni oleh warga binaan perempuan dan laki-laki. Termasuk pula dengan berbagai kasus di dalamnya. Seperti korupsi, narkotika dan tindak pidana umum termasuk juga ada anak.
Namun lanjutnya dengan kondisi 'satu atap' tersebut, tak menyurutkan semangat petugas bertugas menjaga keamanan dan ketertiban warga binaan lapas.
Kembali ia menjelaskan, standar Lapas yang seharusnya adalah jauh dari permukiman warga dan jalan utama. Namun nyatanya lanjut Yosep, Lapas Tarakan dikelilingi rumah penduduk, termasuk jalan umum juga ada di sana.
"Artinya sudah sangat tidak menunjang proses kita dalam melakukan pembinaan dan juga keamanan dan ketertiban," keluh Yosep.
Lebih jauh Yosep menjelaskan, penjagaan ketat di pintu masuk sudah sangat ketat diterapkan. Namun masih saja bisa ditembusi barang-barang terlarang yang tak boleh dibawa warga binaan ke dalam blok.
Itu terbukti dari puluhan unit handphone bahkan ditemukan pula sajam dalam Lapas saat razia gabungan yang belum lama ini digelar.
"Tamu masuk digeledah. Bawaannya oun demikian. Namun persoalannya di luar jam dinas itu, dengan 9 pegawai bertugas mengawasi 1.112 warga binaan, sangat tak seimbang," keluhnya.
Baca juga: Saat Bertemu Dengan Dirjen Otda Kemendagri, Hal Ini yang Dibahas Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali
Dari sisi logika pun lanjutnya, perbandingan jumlah sangat jauh timpangnya. Masih menyoal insiden keterlibatan warga binaan, jika ditelusuri terlalu banyak celah yang bisa dimanfaatkan warga binaan.