Berita Tarakan Terkini
Soal Perbuatan Asusila Guru di Tarakan, Psikolog Beber Pelaku Punya Riwayat Pelecehan di Masa Lalu
Soal perbuatan asusila guru di Tarakan, psikolog beber pelaku punya riwayat pelecehan di masa lalu.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
"Bukan hanya dua tiga kali pertemuan melainkan harus sampai berkali-kali," bebernya.
Ia menambahkan lagi, informasi yang tersebar di media, satu di antara empat korbannya mengalami pelecehan yang teramat serius.
Kadarnya berbeda-beda, sehingga perlakuan untuk empat korban pun harus berbeda.
"Kalau korban yang satu kasusnya berat maka kadar perlakuannya juga harus berbeda.
Yang satu mungkin bisa segera move on dengan beberapa kali terapi, tetapi yang lainnya, mungkin saja butuh waktu yang cukup lama dalam penanganannya untuk bisa melupakan traumanya," ujarnya.
Karena ini berkaitan erat dengan kondisi psikis atau kejiwaan korban.
Kemudian hal lainnya yang mendukung anak bisa cepat pulih dari traumanya yakni pola asuh dalam keluarga.
"Jika keluarga dengan quality time yang sangat baik dan cukup intens, mampu memberikan dukungan psikososial dan pendampingan seutuhnya, maka akan berangsur cepat menuju pemulihan," jelasnya.
Ia melanjutkan, jika sang anak tidak ditangani secara tepat, pengalaman traumatik akan terbawa hingga seumur hidup.
Selain menyoal korban, Fanny juga membahas riwayat pelaku oknum MS yang diketahui adalah tenaga pendidik di salah satu satuan pendidikan di Kota Tarakan.
Ia juga membeberkan, kasus MS sempat ia dapatkan informasi dan viral di medsos bahwa MS memiliki riwayat pernah menjadi korban pencabulan diusia dini.
"Saya dapat informasi bahwa yang bersangkutan pernah mengalami pelecehan seksual di Malaysia. Namun ini nanti bisa dicek lagi kebenarannya," ungkap Fanny.
Jika memang benar MS pernah mengalami kasus pelecehan yang sama, maka dari kacamata dirinya sebagai psikolog yang sudah puluhan tahun menangani kasus serupa, korban yang pernah dilecehkan dan tidak ditangani dengan tepat, bisa berpotensi menjadi pelaku di suatu hari kelak.
Baca juga: Rencana Pembelajaran dan Ujian Tatap Muka Masa Pandemi, Disdikbud Kota Tarakan Serahkan ke Sekolah
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kota Tarakan 17 April 2021, Pagi hingga Siang Cerah Berawan, Sore Hari Hujan
Baca juga: Pertengahan April, Penggunaan GeNose Diujicobakan di Bandara Juwata Tarakan
"Untuk itu, menangani kasus seperti ini harus benar-benar ditangani oleh ahlinya. Anak sebagai korban harus benar-benar diberi pendampingan dan proses pemulihan secara berkala, agar kelak tidak terjadi kasus berulang," pungkasnya.
Untuk itu, pihaknya terbuka jika memang nanti dibutuhkan untuk memberikan konseling dan terapi kepada korban.
"Kami di Yayasan Bening Hati, terbuka jika memang kami dibutuhkan. Karena bagaimanapun ini juga menjadi tugas kami," pungkasnya. (*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official