Berita Tarakan Terkini
RSUD Tarakan akan Bangun Laboratorium untuk Pemasangan Katerisasi Jantung, Datangkan Ahli Jantung
Setelah ditunjuk sebagai pelaksana teknis (Plt) Dirut RSUD Tarakan, dr. Franky Sientoro mengungkapkan siap membuat beberapa program baru.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Setelah ditunjuk sebagai pelaksana teknis (Plt) Dirut RSUD Tarakan, dr. Franky Sientoro mengungkapkan siap membuat beberapa program baru mendukung peningkatan layanan RSUD Tarakan.
Ia mengungkapkan, dalam tim yang sudah terbentuk dengan baik, akan berjalan seperti biasa. Juga lanjutnya tidak akan terjadi perubahan yang istimewa. Yang terpenting saat ini lanjutnya, membangun jaringan dokter dokter spesialis.
Ia melanjutkan, pihaknya juga akan meningkatkan beberapa pelayanan unggul yang belum disampaikan kepada masyarakat. Disebutkannya, sudah ada dua hingga tiga pelayanan unggul dan tingkatnya sampai level nasional. Karena lanjutnya, dilaksanakan oleh konsultan.
"Sehingga dokter spesialis satu tingkat lagi dia udah sekolah. Seperti spesialis ortopedi, saraf, darah dan nanti kita dalam persiapan pelayanan darah, hipertensi dan ginjal. Alat hemodialissi cuci darah ada dan yang membidangi pelaksananya konsultan," ungkapnya.
Baca juga: Perusahaan Tidak Dibayar THR, Begini Cara Melapor ke Disnaker Kaltara, Ini Nomor Telepon Poskonya
Artinya lanjut dr. Franky, spesialis penyakit dalam nanti harus melanjutkan sekolah lagi empat tahun khusus untuk spesialis ginjal dan hipertensi. Itu menjadi pelayanan unggul RSUD dan akan disampaikan kepada masyarakat.
Ia juga melanjutkan sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan,
Dalam waktu singkat, ahli jantung akan didatangkan dari luar Tarakan.
"Nanti bisa katerisasi di tarakan dan gak harus ke Jakarta. Begitu juga kita akan bangun laboratorium dan saat ini masih menunggu ahli jantung datang," jelasnya.
Jika nanti sudah dibangun laboratorium, untuk pemasangan katerisasi cukup dilakukan di Tarakan. Itu dalam rangka meminimlisir perjalanan pasien. Terlebih pasien dengan penyakit jantung, ada waktu emas bagi dokter untuk menyelamatkan pasien.
Baca juga: Disnaker Bulungan Buka Posko Pengaduan THR, Pegawai Dapat Laporkan Perusahaan yang Tidak Bayar THR
"Beberapa hal untuk serangan jantung, kalau timing bagus bisa diatasi pengobatan sendiri. Paling tidak ada dua jam gold time itu dari masa serangan jantung. Jika kita bisa mengatasi dan tidak menimbulkan bekas, ini pasti meningkatkan kualitas RSUD," tegasnya.
Begitu juga untuk penyakit stroke, pihaknya akan mencoba membangun stroke center. Sehingga bisa ditindak lebih dini. Sama kasusnya dengan jantung, stroke juga memiliki gold time.
"Orang kena stroke pada umumnya lumpuh. Tapi, kalau dalam penanganan, tepat waktu dan standar penangan cepat, dia tidak akan sampai lumpuh karen sumbatannya bisa segera diatasi," beber dr. Franky.
Lebih jauh ia melanjutkan, seperti yang diharapkan Wagub Kaltara Yansen TP, tak perlu lagi pasien dirujuk keluar Tarakan. Walaupun tidak semua.
"Dulu untuk kasus mata, dirujuk keluar. Sekarang kami sudah punya ahli mata cukup bagus di sini dan cukup banyak. Alat operasi mata juga bagus dan sekarang bisa operasi lasik dan bisa di sini," ungkapnya.
Langkah selanjutnya pihaknya akan menggandeng dan membangun kerja sama dengan dokter dan rumah sakit daerah. Dirinya juga saat ini masih menjabat sebagai Ketu IDI Kaltara, akan lebih mudah mengkoordinir dokter di Kaltara termasuk di Tarakan.
Baca juga: Dipanggil Satgas Pangan, Distributor Ngaku Beras dan Gula Repacking untuk Pribadi, Tidak Untuk Umum
Rencana selanjutnya yakni menyoal asuransi. Selama ini, RSUD didominasi dalam hal klaim asuransi menggunakan BPJS Kesehatan. Ke depannya pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengan asuransi swasta. "Misalnya saya punya kartu Siloam. Saya hanya menunjukkan kartu Siloam dan tidak bayar. Nanti RSUD yang klaim ke pihak asuransi pasien," jelasnya.
Selain itu juga pelibatan pihak BUMN dan bank akan mulai digalakkan. Mungkin dalam bentuk kerja sama.
"Segera akan kita bahas. Karena sudah jalan dan tinggal mendorong bersama. Kami berharap masalah yang tertunda bisa diselesaikan. Dan memang tim hampir sama dan tak ada perubahan istimewa sampai terbentuk dirut definitif," jelas pria yang sudah mengabdi di RSUD selama 30 tahun ini.
Ia menambahkan lagi, besar harapannya agar putra daerah bisa ikut berkontribusi membangun RSUD. Sehingga perlu ada regenerasi
" Saya ingin anak-anak Tarakan pergi sekolah lagi. Mungkin kami terlambat melakukan kaderisasi kepemimpinan. Kami akan memulai dari saat ini. Supaya ada pemimpin muda yang akan meneruskan dan tentunya dia harus berambisi," jelasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah