Berita Nunukan Terkini

Warga di Tujuh Kecamatan Perbatasan Nunukan Keluhkan Jalan Rusak, Ini Harapan DPRD

Infrastruktur jalan di perbatasan RI-Malaysia, utamanya di wilayah III Kabupaten Nunukan, hingga kini masih jadi keluhan warga.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Anggota Komisi III, DPRD Nunukan, Lewi. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Infrastruktur jalan di perbatasan RI-Malaysia, utamanya di wilayah III Kabupaten Nunukan, hingga kini masih jadi keluhan warga.

Bagaimana tidak, untuk memenuhi kebutuhan pokok ke ibu kota kecamatan saja, masyarakat harus menyusuri sungai dengan waktu berjam-jam.

Adapun 7 kecamatan yang secara administrasi masuk dalam wilayah III, yaitu:

- Kecamatan Sembakung: 10 Desa

- Kecamatan Sembakung Atulai: 10 Desa

- Kecamatan Lumbis: 28 Desa

- Kecamatan Lumbis Ogong: 49 Desa

- Kecamatan Sebuku: 10 Desa

- Kecamatan Sei Menggaris: 4 Desa

- Kecamatan Tulin Onsoi: 12 Desa.

 

Baca juga: Satgas Covid-19 Terbitkan Addendum, Dishub dan Polda Kaltara Lakukan Penyekatan Arus Mudk

"Wilayah III itu membutuhkan peningkatan infrastruktur jalan. Utamanya jalan dari Mansalong ke Lumbis Pansiangan, masyarakat berharap di tindaklanjuti oleh pemerintah pusat sehingga jalan bisa digunakan," kata Anggota Komisi III, DPRD Nunukan, Lewi kepada TribunKaltara.com, Minggu (25/04/2021), pukul 13.00 Wita.

Menurut legislator PDI-P itu, pemerintah tidak boleh membuat masyarakat terus bergantung pada transportasi sungai berupa perahu kayu.

Selain karena waktu tempuh yang cukup lama, resiko melalui jalur sungai juga sangat besar.

Baca juga: Tahun ini SD Ujian Sekolah Online Berbasis Komputer, Soal Ujian Dibuat Sekolah Masing-Masing

"Jangan lagi gunakan transportasi sungai. Karena resikonya besar. Belum lagi Nunukan diprakirakan menjadi salah satu wilayah yang terdampak akibat Bibit Siklon Tropis 94W," ucapnya.

Selain itu, Lewi mengatakan, pemerintah daerah sempat membuka jalan alternatif dari Desa Lubok Buat sampai ke Desa Atap di wilayah Sembakung.

Namun, karena belum ada peningkatan infrastruktur jalan, sehingga masyarakat dari wilayah Sembakung hulu ke Ibukota kecamatan harus memutar lewat Kecamatan Sebuku.

Baca juga: Besok Dilantik Jadi Bupati dan Wakil Bupati Malinau, Wempi dan Jakaria Doa serta Ibadah Bersama

"Seharusnya jarak tempuh untuk sampai di ibukota kecamatan hanya 45 menit, namun karena mutar lagi lewat Sebuku, jadinya 2 jam. Karena kondisi jalan alternatif tadi tidak memungkinkan untuk dilalui saat musim penghujan. Waktu kami reses di Desa Pagar dan Labuk disampaikan hal yang sama. Posisi Labuk, Butas dan Pagar itu, ada di bantaran jalan alternatif. Sehingga ketika musim penghujan, jalan jadi berlumpur," ujarnya.

Dia menuturkan, paling tidak pemerintah mau mengucurkan anggaran untuk melakukan pengerasan jalan di wilayah Sembakung.

"Minimal pengerasan jalan, tidak harus langsung aspal. Sehingga bisa warga bisa akses ibukota kecamatan dengan lancar. Kemudian di situ juga ada sungai besar, sehingga harus dibuat jembatan juga," tuturnya.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved