Berita Nasional Terkini
Jokowi Turun Tangan Tanggapi 75 Pegawai KPK yang Tak Lolos TWK, Novel Baswedan: Alhamdulillah
Akhirnya Presiden Jokowi turun tangan menyikapi polemik 75 pegawai KPK yang tak lolos TWK, Novel Baswedan ucap syukur alhamdulillah dan terima kasih.
TRIBUNKALTARA.COM - Akhirnya Presiden Jokowi turun tangan menyikapi polemik 75 pegawai KPK yang tak lolos TWK, Novel Baswedan ucap syukur alhamdulillah dan terima kasih.
Karier Novel Baswedan sebagai penyidik di KPK sempat terancam, lantaran ia tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) bersama 75 pegawai komisi anti rasuah.
Soal 75 pegawai KPK yang tak lolos TWK ini sempat menimbulkan polemik, hingga sejumlah tokoh bereaksi.
Lantas Presiden Jokowi turun tangan menyikapi polemik tersebut.
Dalam pernyataannya, Jokowi menolak hasil TWK bukan menjadi alasan dasar pemberhentian 75 pegawai KPK itu.
Menurut Jokowi, dari hasil TWK ini bisa menjadi perbaikan ke depan bagi KPK sendiri.
"Hasil tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai KPK hendaknya menjadi masukan untuk langkah-langkah perbaikan KPK, baik terhadap individu-individu maupun institusi KPK."
"Dan tidak serta-merta dijadikan dasar untuk memberhentikan 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos tes," ucap Presiden Jokowi, dikutip dari laman presiden.go.id, Senin (17/5/2021).
Baca juga: Resmi Dinonaktifkan dari KPK Seusai Tidak Lulus TWK, Novel Baswedan Tak Diam: Ini Bahaya!
Presiden Jokowi mengatakan, KPK bisa segera memperbaiki langkah itu dengan pendidikan kedinasan soal TWK.
"Kalau dianggap ada kekurangan, saya berpendapat masih ada peluang untuk memperbaiki melalui pendidikan kedinasan tentang wawasan kebangsaan."
"Dan perlu segera dilakukan langkah-langkah perbaikan pada level individual maupun organisasi," jelasnya.
Mendengar pernyataan Jokowi ini, penyidik senior KPK Novel Baswedan bersyukur.
Menurut Novel Baswedan, TWK telah membuat stigma bahwa 75 pegawai KPK termasuk dirinya, tak berkebangsaan.
Dengan adanya pernyataan Jokowi, Novel Baswedan dan 74 pegawai lainnya bisa terbebas dari stigma itu.

Baca juga: AKHIRNYA! Novel Baswedan Buka Suara, Sebut Laporan Cuitan Tentang Maaher Aneh & Tak Ingin Tanggapi
"Proses TWK yang dibuat Pimpinan KPK “seolah 75 pegawai KPK tidak lulus itu” membuat stigma tidak berkebangsaan/tidak Pancasilais."
"Alhamdulillah dengan pidato pak Presiden Jokowi telah membebaskan kami dari tuduhan itu."
"Terima kasih pak @jokowi, apresiasi atas perhatian bapak," tulis Novel Baswedan dalam akun Twitter, @nazaqistsha, Senin (17/5/2021).
Terpisah, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera juga memberi apresiasi langkah Jokowi ini.
Menurut Mardani Ali Sera, sikap Jokowi itu memberikan semangat lembaga untuk memberantas korupsi.
Ia pun menilai Jokowi bersikap untuk tak membiarkan KPK diperlemah.
Hal itu disampaikannya melalui cuitannya, @MardaniAliSera, Senin (17/5/2021).
Baca juga: Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat Terjaring OTT KPK, Pernah Ngaku Jadi Kader PDIP, Viral di Twitter
Baca juga: Bukti Firli Bahuri Tak Main-main dengan Orang Dalam Polri di KPK, Sudah 2 Polisi Disikat Jenderal
"Dan tentu apresiasi kepada pak @jokowi yang telah mendengar suara publik serta menjaga semangat pemberantasan korupsi."
"Tidak membiarkan KPK diperlemah, sikap yang beliau tunjukkan," ucapnya.
Selain itu, anggota Komisi II DPR RI itu juga sependapat dengan respons pimpinan KPK yang memenuhi permintaan Jokowi.
Yakni, hasil TWK 75 pegawainya yang tak lolos, termasuk penyidik Novel Baswedan dan kawan-kawan, akan jadi dasar pihaknya untuk melakukan pembinaan.
"Memang harus seperti ini, terlebih secara peraturan per UU KPK yang baru tidak mengatur alih status kepegawaian KPK melalui TWK," tulis Mardani Ali Sera.
Baca juga: Jenderal Polri Atasan Novel Baswedan di KPK Minta Polisi Bijak Soal Laporan Cuitan Bela Ustaz Maheer
Baca juga: Propam Polri dan KPK Tangkap Oknum Polisi yang Peras Wali Kota Tanjungbalai, Firli Bahuri Tak Diam
Ia menilai pemberantasan korupsi terkadang perlu dilakukan secara 'radikal' pula.
Mengigat pelaku juga radikal dalam melakukan tindakan korupsi.
"Mesti diingat, terkadang memberantas korupsi perlu dilakukan dgn ‘radikal’, krn para koruptor pun juga radikal. #SkandalNasionalKPK," tambah Mardani Ali Sera.
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official