Berita Tarakan Terkini
Tunggakan BPJS Ketenagakerjaan Tak Kunjung Dibayar Perusahaan, Puluhan Buruh di Tarakan Protes
Aliansi Gebrak berunjuk rasa menuntut kejelasan nasib pembayaran hak karyawan PT Intracawood Manufacturing, Kamis (20/5/2021).
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
Alasan manajemen lanjutnya tidak membayarkan karena tak ada anggaran selama masa Covid-19.
Seharusnya pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan dibayarkan kolektif perusahaan.
"Ini padahal uangnya orang dipotong. Tapi tidak disetorkan ke BPJS Ketenagakerjaan. Dan masalah tunggakan sudah ada sebelum Covid-19. Produksi sampai saat ini masih tetap jalan juga," imbuhnya.
Ia melanjutkan, sebenarnya dari pihak serikat kerja dan aliansi Gebrak menawarkan opsi agar persoalan ini selesai. Pertama perusahaan bisa menjual tripleks yang ada disimpan dalam gudang paking.
"Jual aja tripleksnya. Dia sengaja menumpuknya. Nda tahu untuk apa. Mungkin menghindar pajak dan lainnya.
Yang jelas barang itu layak pakai dan jual. Harga kisarannya per lembar mungkin sekitar Rp 300 ribuan," bebernya.
Ia juga melanjutkan pertemuan hari ini secara umum belum bisa terpenuhi tuntutan yang disampaikan peserta unjuk rasa.
"Bahkan cuma menandantangani saja berita acara dia tidak mau," keluhnya.
Sementara itu, Manager HRD PT Intracawood Manufacturing, Haryanto mengatakan, segala jenis tuntutan yang disampaikan aliansi buruh tidak bisa serta merta pihaknya mengambil keputusan atau menyetujui yang diinginkan buruh.
Dalam hal ini ia hanya mewakilkan manajemen dan menjembatani permintaan buruh dan perusahaan.
"Saya sampaikan saya di sini kapasitas saya bukan pengambil keputusan. Biar dipahami dulu. Pada intinya kita menjalankan apa yang menjadi instruksi sesuai ketentuan aturan atau ketentuan yang berlaku," urai Haryanto.
Ia melanjutkan pihaknya tidak bisa memutuskan hal yang bersifat sangat krusial. Setiap keputusan akan sampaikan kepada pimpinan pihaknya.
Ia tak menampik persoalan BPJS yang saat ini menunggak. Ia mengakui saat ini perusahaan mengalami kendala karena situasi Covid-19.
"Ada situasi dan kondisi Covid-19 yang ada saat ini. Perusahaan kita skala ekspor. Yang mana pangsa pasarnya ditentukan adalah pangsa pasar dari luar negeri," urainya.
Pembeli produk berasal dari luar negeri sehingfa ekspor juga keluar negeri. Namun dalam perjalanannya pandemi Covid-19 merebak.
"Dalam situasi dan kondisi Covid-19 sekarang ini, permintaan barang atau produk sangat minim sekali. Bahkan dulunya sekitar 100 persen, sekarang hanya 25-30 persen saja. Ini kan pengaruh terhadap cash flow perusahaan," bebernya.
Baca juga: Cari Udang di Perairan Marungu, Seorang Nelayan di Tarakan Dilaporkan Hilang, SAR Turun Tangan
Baca juga: 2 Unit Mesin GeNose C-19 Kini Berada di Tarakan, Per Unit Dihargai Rp 140 Juta Beserta Perangkatnya
Baca juga: BREAKING NEWS Polda Kaltara Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Tarakan, Seorang Kurir Dibekuk