Berita Nunukan Terkini
SMPN 1 Sei Menggaris Terapkan PPDB Offline, Kepsek Sebut Zonasi tak Berlaku, Rusmilawati Beber Sebab
SMPN 1 Sei Menggaris terapkan PPDB offline, Kepsek sebut zonasi tak berlaku, Rusmilawati beber sebab.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - SMPN 1 Sei Menggaris terapkan PPDB offline, Kepsek sebut zonasi tak berlaku, Rusmilawati beber sebab.
Selama pandemi Covid-19, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) disarankan untuk dilakukan secara online.
Namun, tak semua sekolah bisa menerapkan hal tersebut. Terlebih lagi, sekolah yang berada di perbatasan RI-Malaysia.
Baca juga: Cek Kesiapan Sekolah, Babinsa Ikut Pantau Protokol Kesehatan Covid-19 di PPDB SMP Negeri 1 Tarakan
Baca juga: Diskominfo Tarakan Beberkan Penyebab Server Down saat Pendaftaran PPDB Online
Baca juga: Hari Pertama PPDB Online di Tarakan Server Sempat Down, Kepala Disdkbud Tajuddin Beberkan Alasannya
Satu diantaranya yakni SMPN 1 Sei Menggaris yang terletak di Desa Tabur Lestari, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Kepala Sekolah SMPN 1 Sei Menggaris, Rusmilawati mengatakan, pihaknya tak bisa menerapkan PPDB online seperti yang dilakukan oleh sekolah lainnya, utamanya wilayah perkotaan.
Hal itu disebabkan, pasokan listrik termasuk tower selama ini bergantung pada sebuah perusahaan di Sei Menggaris.
"Kalau di sini sistem offline. Karena, di sini jaringan ada selagi listrik dari perusahaan nyala. Tapi kalau listrik padam, maka jangankan jaringan internet, jaringan telepon pun tidak ada. Sekolah pun numpang tower dari perusahaan," kata Rusmilawati kepada TribunKaltara.com, Selasa (22/06/2021), pukul 15.00 Wita.
Bahkan, wanita yang akrab disapa Mila itu menyampaikan, rumah siswa yang terletak paling jauh dengan sekolah, jaraknya 10 kilometer lebih.
Sehingga, untuk jalur zonasi sulit diberlakukan di wilayah Sei Menggaris.
"Ada siswa kami yang tinggal jauh misalnya di blok sawit, Desa Meranti. Susah sekali jaringan di sana baik telepon maupun internet. Anak-anak harus naik ke bukit untuk dapat jaringan. Ada siswa yang antar naik motor, ada juga yang nyeberang pakai perahu. Misalnya di Desa Semaja tidak punya SMP di sana. Jadi anak di sana terpaksa daftar ke sekolah kami. Tiap hari bolak-balik naik perahu," ucapnya.
Menurutnya, kuota siswa baru tahun ini sama seperti tahun sebelumnya yakni 96 siswa.
Sampai hari kedua PPDB ini, jumlah siswa yang sudah mendaftar di SMPN 1 Sei Menggaris baru 31 anak.
"Untuk sementara siswa yang sudah mendaftar dengan rumah di tak jauh dari sekolah ada 29 anak. Kalau jalur perpindahan orang tua ada 2 siswa. Tahun lalu juga sama, kami terima tiga kelas, lalu yang terisi siswa baru hanya dua kelas," ujarnya.
Lanjut Mila,"PPDB tetap kami buka sesuai Juknis yakni mulai 21-26 Juni. Lalu pendaftaran ulang 28-30 Juni. Tapi kami tidak tutup pendaftaran siswa sampai pertengahan Agustus nanti. Pertimbangannya, kuota siswa baru belum terpenuhi. Tahun lalu ada orang tua siswa yang juga karyawan perusahaan pindahan dari Sulawesi. Kami tetap terima meskipun jadwal PPDB sudah tidak ada lagi," tuturnya.
Mila menuturkan, kebanyakan siswa yang mendaftar di SMPN 1 Sei Menggaris, merupakan anak karyawan PT NJL. Lantaran, letak sekolah berada di tengah-tengah perusahaan NJL.