Berita Tarakan Terkini

Sosok H Momo, Warga Sebatik Nunukan yang Turut Aktif dalam Penanganan Covid-19

Warga Sebatik Nunukan, H Momo ikut berperan aktif dalam penanganan Covid-19 di daerahnya.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
HO/Dokumentasi Puskesmas Sebatik, Provinsi Kaltara.
Penyerahan bantuan APD oleh H Momo, salah seorang pengusaha asal Sebatik kepada Kepala Puskesmas Sebatik, Dokter Andi Syahriful sebagai upaya membantu menangani pandemic Covid-19. 

Lanjutnya lagi, setelah mulai stabil dan pemerintah pusat sudah mulai melakukan penerapan protocol kesehatan 3M, kegiatan terus berlanjut.

Sosialisasi penggunaan masker, pengadaan handsanitizer, mulai digalakkan. Dan masih tetap ikut terjun bersama nakes, H Momo dan sejumlah pengusaha di Sebatik tak lepas tangan.

Mereka tetap membantu dalam hal pemberian hand sanitizer, masker, fasilitas cuci tangan di beberapa titik.
Tak berhenti sampai di situ. Kasus konfirmasi positif semakin memuncak.

Oleh H Momo Kembali berinisatif melakukan pengadaan mesin PCR yang harganya dikisarkan mencapai RP 2,5 miliar saat itu. Mesin PCR merupakan produk Jerman.

“Kami saat itu kami ditanya kendala menghadapi Covid-19. Kami sampaikan kadang kami kesulitan membaca hasil swab pasien bisa sampi 10 hari baru ditahu hasilnya.

Keburu sembuh pasiennya baru ditahu positif. Karena saat ambil sampel, kami kirim ke Nunukan. Nunukan kirim ke Tarakan, Tarakan kirim ke Surabaya. Panjang sekali birokrasinya,” beber Syahriful.

Baca juga: Vaksinasi Massal Covid-19 di Pelabuhan Tunon Taka Hari Ini, 600 Warga Nunukan Jadi Target

Mendengar keluhan petugas nakes kala itu, lagi-lagi H Momo sudah berniat ikut terlibat membantu dalam pembelian mesin PCR. Mesin PCR ini diharapkan membantu kegiatan tracing kontak erat.

“Saat itu beliau cari informasi dan diperlihatkan gambarnya. Lalu masalahnya yang mengoperasikan, bahan sekali pakai dan laboratoriumnya yang kurang. Kami bisa saja menyesuaikan dengan bangunan yang ada begitu juga tenaga SDM-nya,” ujarnya.

Namun karena berbenturan dengan aturan, pihaknya tidak bisa asal melakukan pengadaan mesin PCR.

Begitu juga memberangkatkan tenaga kesehatan karena semua mengacu pada aturan Kemenkes dan Satgas nasional.

Termasuk dalam hal penentuan laboratorium standar lengkap dengan perizinannya.

“Yang dianggap standar terdekat ada di RSUD Tarakan. Sehingga ada alatnya, sarpras harus mendukung dari sisi safety.

Akhirnya gak jadi beli. Namun beliau rekomndasikan ke Tarakan alat PCR-nya,” ujarnya.

Setelah itu, akhirnya penanganan Covid-19 mulai stabil ditangani pihaknya. Terbaru menyoal varian baru yang dikabarkan sudah mulai bermunculan, mutase dari Covid-19.

Dibeberkan Syahriful, pada dasarnya semua itu bisa ditangani jika setiap klister yang muncul dilakukan pengecekan paparan Covid-19 jenis apa yang menulari pasien. Ketika menemukan varian baru harus segera dilakukan penanganan lebih cepat.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved