Virus Corona

Cerita Susi Pudjiastuti, Karyawannya Sembuh dari Covid-19 dalam 7 Hari setelah Minum Ivermectin

“Dalam keputusasaan dan kesulitan akan penuhnya rumah sakit dan lain-lain, apapun patut dicoba. Dan alhamdulillah hari ke 7 semua sudah negatif”.

Editor: Sumarsono
twiter/@susicekombak
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti 

TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA –  “Dalam keputusasaan dan kesulitan akan penuhnya rumah sakit dan lain-lain, apapun patut dicoba. Dan alhamdulillah hari ke 7 semua sudah negatif”.

Demikian ungkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menceritakan pengalaman karyawannya bisa sembuh dari Covid-19 setelah meminum obat Ivermectin.

Beberapa hari ini obat Ivermectin menjadi pembicaraan masyarakat. Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang naik turun, Ivermectin yang disebut bisa mengobati Covid seakan menjadi harapan baru.

Yang lebih menarik lagi, setelah Susi Pudjiastuti bercerita, bahwa 8 karyawannya yang terpapar Covid-19 bisa sembuh dari virus Corona tersebut setelah minum obat Ivermectin.

Baca juga: Ivermectin Jadi Obat Terapi Covid-19 Kini Harganya Selangit, Tahukah Anda Apa Itu Ivermectin?

Dikemukakan, ada 8 karyawannya positif Covid-19, 5 orang diantaranya melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

Sedangkan 3 orang lainnya melakukan isolasi di lokasi kerjanya, yakni di tempat Susi Pudjiastuti.

“Covid itu nyata dan dekat dengan kita. 8 Orang dari karyawan kita kena, 3 isolasi mandiri di tempat kita, yang lainnya di rumah masing-masing,” ucap Susi dalam ceritanya melalui video yang beredar, Rabu (30/6/2021).

Di tengah kegalauannya, mantan Menteri yang dikenal nyentrik ini langsung menghubungi Menteri BUMN Erick Thohir.

Dia mencoba menghubungi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena beredar kabar di berbagai media tentang hasil riset Ivermectin yang cocok untuk terapi pemulihan pasien terpapar Covid-19.

"Di tengah kegalauan saya harus menghubungi Pak Erick Thohir atas ada beberapa riset yang muncul tentang ivermectin," ujarnya.

Setelah mengonsumsi obat tersebut, para karyawan Susi berhasil sembuh dari Covid-19 dalam kurun waktu 7 hari.

“Saya mencoba memadukannya sesuai anjuran dokter di Pangandaran memakai paracetamol, ivermerctin dan beberapa multivitamin,” ucap Susi.

“Saya bukan seorang dokter, tapi dalam keputusasaan dan kesulitan akan penuhnya rumah sakit dan lain-lain, apapun patut dicoba. Dan alhamdulillah hari ke 7 semua sudah negatif,” pungkasnya.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Massal di Malinau Dibanjiri Pendaftar, Warga Usul Petugas Bagikan Nomor Antrean

Akan Diproduksi Massal dan Dijual Murah

Ivermectin, jenis obat yang saat ini tengah diuji klinik Balai Penelitian Obat dan Makanan (BPOM) sebagai terapi Covid-19 dan akan diproduksi massal dengan harga murah.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan persiapan untuk memproduksi Ivermectin sudah dilakukan PT Indofarma dalam jumlah banyak.

Diharapkan, setelah uji klinis selesai dilakukan dan izin edar sudah dikeluarkan BPOM, obat tersebut bisa diproduksi dalam waktu cepat.

"Secara infrastruktur kami siap untuk memproduksi Ivermectin secara massal,” ujar Menteri Erick dalam keterangannya, Senin (28/6/2021).

Penyediaan obat terapi Covid-19 murah menjadi perhatian utama Menteri BUMN Erick Thohir, sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat semua lapisan.

Harga obat terapi Ivermectin rencananya akan dibanderol dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per tablet.

Lebih lanjut Erick mengatakan, BUMN bidang farmasi telah menyiapkan produksi dalam negeri sebanyak 4,5 juta obat Ivermectin.

"Nah ini kalau memang ternyata baik untuk kita semua, tentu produksi ini akan kita genjot," ujarnya.

Baca juga: Waspada, Anak-anak Juga Rentan Terinfeksi Covid-19, Berikut Gejalanya yang Orang Tua Perlu Ketahui

Badan POM sebelumnya di kesempatan yang sama, memberikan lampu hijau obat Ivermectin untuk menjalani uji klinik sebagai obat Covid-19.

Pelaksanaan uji klinik akan dilakukan metodologi yang dapat terpercaya yaitu randomized control trial atau acak kontrol di 8 rumah sakit.

Delapan rumah sakit tersebut adalah RS Persahabatan Jakarta, RS Sulianti Saroso Jakarta, RS  Soedarso Pontianak, RS Adam Malik Medan, RSPAD Gatot Subroto Jakarta, RSAU Jakarta dr Esnawan Antariksa, RSU Suyoto, dan RSDC Wisma Atlet Jakarta.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengingatkan, apabila masyarakat membutuhkan obat ini dan tidak dapat ikut dalam uji klinik, maka dokter juga dapat memberikan obat Ivermectin dengan memperhatikan penggunaan sesuai protokol uji klinik yang disetujui.

"Untuk kehati-hatian tentunya kami mengimbau kepada masyarakat dengan adanya pelaksanaan uji klinik, maka masyarakat agar tidak membeli obat informasinya secara bebas termasuk juga tidak membeli melalui platform online yang ilegal," ujar Penny.

Uji klinik akan berlangsung sekitar 3 bulan, dengan melakukan pengamatan selama 28 hari pada pasien yang telah diberikan obat Ivermectin dalam 5 hari.

Tahukah Anda Obat Ivermectin?

Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan, BPOM sudah mengeluarkan izin penggunaan atau izin edar obat Ivermectin sebagai indikasi infeksi cacingan yang diberikan dalam dosis-dosis tertentu.

"Kami sudah menyampaikan informasi bahwa Ivermectin ini obat keras yang didapat dengan resep dokter," ungkap dia.

Ia melanjutkan, namun data-data epidemiologi global merekomendasikan bahwa Ivermectin ini digunakan dalam penanggulangan Covid-19 dan ada guideline dari WHO dikaitkan dengan Covid-19 treament yang merekomendasikan bahwa Ivermectin dapat digunakan dalam kerangka uji klinik.

Pakar kesehatan dan akademisi Prof Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH meminta masyarakat tak buru-buru mengonsumsi obat Ivermectin yang disebut-sebut sebagai obat Covid-19.

Ari mengatakan, sampai saat ini obat tersebut untuk indikasi sebagai obat cacing, berdasarkan izin edar yang terdaftar di BPOM.

"Obat cacing yang beredar selama ini merupakan dosis tunggal jadi bukan obat yang dikonsumsi setiap hari," ujar Prof Ari dalam video penjelasannya yang diterima Senin (28/6/2021).

Baca juga: Buka Klinik Vaksin Covid-19 Gratis, Agnez Mo Klaim Fasilitas Lengkap dan dapat Makanan Gratis

Prof Ari menerangkan, dalam cara kerjanya sebagai obat cacing, Ivermectin membunuh cacing secara langsung di saluran pencernaan.

"Ketika kontak dengan obat ini maka cacing itu akan mati itu dan Ivermectin juga digunakan untuk berbagai macam parasit-parasit yang lain," jelasnya.

Ada beberapa efek samping pada pasien-pasien Ivermectin ini, seperti mual, muntah, nyeri ulu hati, bahkan juga diare sakit kepala.

"Dan kalau dikonsumsi dalam jumlah yang besar dengan jangka panjang tentu yang paling terganggu adalah liver. Jadi bisa menyebabkan kerusakan pada liver," kata dia.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Susi Pudjiastuti Mengaku 8 Karyawannya Sembuh dari Covid-19 Usai Konsumsi Ivermectin

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved