Berita Tarakan Terkini
Di Sejumlah RS Kosong, RSAL Ilyas dan RSUD Tarakan Jamin Pasokan Oksigen untuk Pasien Covid-19 Aman
Sejumlah rumah sakit di daerah dikabarkan membutuhkan pasokan oksigen bagi pasien konfirmasi positif Covid-19 yang sedang menjalani masa perawatan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Sejumlah rumah sakit di daerah dikabarkan membutuhkan pasokan oksigen bagi pasien konfirmasi positif Covid-19 yang sedang menjalani masa perawatan.
Lantas bagaimana dengan Kota Tarakan? TribunKaltara.com mewawancarai dua rumah sakit yang ada di Kota Tarakan.
Di antaranya Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Ilyas Tarakan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Provinsi Kaltara. Dua rumah sakit ini menangani pasien Covid-19.
Kepala RSAL Ilyas Tarakan dr Mukti Fahimi dan Kepala RSAL Ilyas Tarakan menyatakan, memang saat ini di RSAL untuk ketersediaan tempat tidur tidak banyak.
Baca juga: RSUD Soemarno Sostroatmodjo Bulungan Pastikan Stok Oksigen Aman, Tiap Hari 100 Tabung
Ada sekitar enam ruangan isolasi yang disediakan artinya juga untuk menangani pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen juga tidak begitu banyak.
Namun lanjutnya walaupun hanya ada enam ruangan isolasi rawat inap untuk pasien, alat atau fasilitas yang dimiliki cukup lengkap.
Di antaranya ventilator yakni alat yang digunakan untuk membantu pernapasan, kemudian high flow nasal canula (HNFC), High Flow Oxiygen Therapi bertekanan tinggi.
“Oksigen yang kami sediakan memang saat ini masih bergantung kepada pihak ketiga kerja samanya. Kita saat ini masih belum bisa memproduksi atau menghasilkan secara mandiri,” urainya.
Saat ini, dengan enam tempat tidur yang tersedia untuk pasien Covid-19, dirasakan cukup saja. Total tabung oksigen yang dimiliki RSAL saat ini 90 tabung oksigen.
Sebanyak 90 tabung ini digunakan setiap harinya baik untuk pasien Covid-19 maupun untuk pasien umum dengan jenis penyakit berbeda yang membutuhkan oksigen.
Baca juga: RSUD Tarakan Rawat 17 Pasien Positif Covid-19, 2 Pakai Oksigen, Siapkan Relawan Antisipasi Lonjakan
“Satu pasien kalau dipakaikan HNFC bisa butuh 8 tabung oksigen dalam satu hari. Jadi kami perhitungkan 90 tabung itu cukup saja asal dari pihak ketiga memasok setiap hari. Selama ini sih di Tarakan tidak ada masalah untuk pasokan oksigennya,” beber dr. Mukti Fahimi.
Lebih lanjut ia mengatakan, setiap hari tabung oksigen selalu silih berganti keluar masuk untuk proses isi ulang oksigen.
Bisa sampai 10 tabung dalam sehari yang dilakukan pengisian ulang. “Stoknya saat ini gak ada masalah,” bebernya.
Lebih lanjut untuk enam ruangan isolasi dan enam tempat tidur yang disiapkan saat ini, masing-masing dilengkapi HNFC tabung oksigen.
“Begitu juga untuk ventilator disiapkan sendiri dan oksigen biasa yang masker itu juga sendiri. Jadi kita setting oksigen untuk diletakkan di luar itu untuk HNFC per ruangan masing-masing dua dan di dalam juga ada,” jelasnya.
Ia tak ingin ada kekurangan pasokan oksigen sehingga disiapkan cadangan di luar ruangan sehingga memudahkan petugas. Ia melanjutkan penanganan Covid-19 ini intinya adalah ada pada oksigenasi.
“Jaringan dari paru itu, kalau oksigennya cukup ya bisa tertolong,” jelasnya.
Sejauh ini lanjutnya penanganan pasien saat terjadi lonjakan pasien pernah ditangani pihaknya. Pasien dalam kondisi berat ada yang tak tertolong dan meninggal dunia.
Ia membeberkan adanya keterlambatan pihak keluarga membawa pasien ke RSAL dan saat dilarikan ke RSAL pasien dalam kondisi kritis.
Saat itu pasiennya sudah enam hari di rumah dan merasa sesak napas.
Baca juga: Terbaring di Rumah Sakit Pakai Selang Oksigen, Begini Kondisi Pelawak Peppy, Banjir Doa
“Dia nggak mau berobat ke rumah sakit. Begitu dibawa hari keenam dan masuk hari ketujuh baru dibawa ke UGD, saturasi oksigennya sudah di angka 80 dan gak mau dirawat dan akhirnya gak kuat sesak napasnya baru mau dirawat,” jelasnya.
Hanya berselang tiga hari menjalani perawatan,pemakaian oksigen masker dan oksigen HNFC juga tak bisa membantu memulihkan kondisi pasien, akhirnya dilakukan perawatan ventilator.
“Pasien Covid-19 yang sudah masuk ventilator itu sangat kecil peluang sembuhnya. Jarang sekali yang bisa kembali normal.
Hanya ada satu dua kasus berhasil sembuh. Selebihnya meninggal dunia karena ada komorbid. Angka kematiannya 90 persen,” bebernya.
Untuk itu ia mengimbau warga agar jangan acuh dan segera melakukan pengobatan jika sudah merasakan sesak napas.
Kembali menyoal kerja sama tabung oksigen ntiladengan pihak ketiga sudah berjalan selama hamper 20 tahun.
Pengadaannya sendiri menggunakan anggaran dari RSAL. Per tabungnya dihargai Rp 2,2 juta denga nisi 6000 liter. Sementara kebutuhan pasien Covid-19, bergantung dosisi oksigen.
“Kalau dosis oksigennya untuk pasien yang menggunakan HNFC dan ventilator banyak. Tabung oksigen untuk HNFC itu sekitar 8 tabung. Kalau untuk ventilator sekitar 10 tabung. Itu untuk satu pasien,” jelasnya.
Artinya jika ada enam pasien yang dirawat dalam sehari membutuhkan sekitar 60 tabung oksigen untuk perawatan pasien menggunakan tabung oksigen HNFC dan ventilator.
Untuk itu lanjutnya, jika tak ada halangan, awal Januari 2022 mendatang akan melakukan pengadaan tabung oksigen secara mandiri.
Baca juga: Vaksinasi Umum Digelar RSUD Tarakan, Cek Link Ini, Hari Pertama Keluarga Petugas Tenaga Kesehatan
“Nanti disiapkan tempatnya dan dari pusat sudah di-ACC. Dari AL pusat dan Kementan akan men-dropping sumbangan untuk pengadaan alat oksigen mandiri dan sehingga tidak lagi bergantung pihak ketiga,” tukasnya.
Plt Dirut RSUD Tarakan, dr. Franky Sientoro mengatakan di RSUD Tarakan sendiri untuk stok tabung oksigen per harinya disiapkan 400 tabung.
400 alokasi tabung itu diperuntukkan bagi pasien yang dirawat dan juga untuk pasien Covid-19. Untuk alokasi rinciannya, mengikuti jumlah pasien Covid-19 di RSUD Tarakan.
“Begitu juga untuk pendistribusian tabung oksigen selama ini saya rasa aman-aman saja tidak ada masalah,” jelas dr. Franky Sientoro kepada TribunKaltara.com, Senin (5/7/2021) sore.(*)
Penulis: Andi Pausiah