Lawan Covid19
Tips bagi OTG Covid-19 Isolasi Mandiri, Banyak Minum Air Putih, Makanan Bergizi dan Kumur Air Garam
Bagi pasien gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 diimbau melakukan isolasi mandiri di rumah. Apa yang harus dilakukan saat isoman?
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Kasus pasien positif virus Corona (Covid-19) terus meningkat, sehingga fasilitas layanan kesehatan, rumah sakit dan puskesmas) di beberapa daerah kewalahan.
Bagi pasien dengan gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 diimbau untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah atau tempat isolasi yang disediakan pemerintah.
Apa yang harus dilakukan mereka yang terinfeksi Covid-19 namun masuk kategori OTG atau hanya gejala ringan?
Berikut tips bagi OTG Covid-19 yang tengah melakukan isolasi mandiri di rumah dikutip Tribunnews dari Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman:
Dicky menjelaskan, bagi mereka yang masuk kategori risiko rendah ini tidak perlu panik sampai harus mengonsumsi obat-obatan kimia maupun produk makanan dan minuman yang katanya bisa menyembutkan Covid-19.
Baca juga: 11 Hari Isoman, BCL Negatif Covid-19, Masih Ada Gejala Batuk: Aku Masih akan Isolasi Biar Aman
Melalui akun Twitternya, Dicky Budiman menuturkan, untuk yang isoman, (kategori) tidak bergejala atau gejala ringan, tidak ada faktor risiko tidak perlu panik.
Ia pun menyarankan agar OTG atau bergejala ringan melakukan isoman dengan tetap menerapkan sejumlah hal, berikut ini:
Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, banyak mengonsumsi air putih, buah-buahan yang tidak memiliki getah, hingga berkumur menggunakan air garam hangat.
"Banyak minum, makan gizi seimbang dan buah tidak bergetah, istirahat, olah nafas, kumur air garam hangat dan ligasi hidung, (minum) obat demam atau batuk," kata Dicky melalui akun Twitternya, Senin (5/7/2021) pagi.
Dicky menekankan, saat ini banyak oknum mencari keuntungan dengan menyatakan produk yang mereka jual dapat 'menyembuhkan' pasien dari virus tersebut.
Masyarakat diimbau untuk berpikir cerdas dan tidak 'menelan' informasi dan meyakini klaim tersebut sepenuhnya.
Baca juga: Tips Mudah Konsumsi 6 Buah Ini, Ternyata Selama Ini Sering Salah Cara Makannya?
"Jangan percaya pada segala produk yang mengaku anti Covid-19 atau dapat menyembuhkan Covid-19, sebagian orang memanfaatkan kepanikan untuk cari keuntungan," jelas Dicky.
Selain mengonsumsi makanan bergizi dan banyak minum air putih, dia juga menyarankan melakukan kegiatan olah raga selama masa isolasi mandiri, dan dilanjutkan setelah sehat.
Selain mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang, olah raga dianggap sebagai salah satu cara untuk menjaga kebugaran tubuh.
Meski demikian, Dicky tetap mengingatkan agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan dan menghindari faktor-faktor yang dapat berpotensi menjadi sarana penularan virus.
Baca juga: Mengeluh Demam & Lelah, Remaja di AS Meninggal Usai Divaksin Pfizer, CDC Selidiki Penyebab Kematian
Waspada Varian Delta Covid-19
Sebelumnya, Dicky menyampaikan bahwa dalam fenomena lonjakan kasus virus corona (Covid-19), yang harus dicatat adalah varian Delta 'menyerang semua kelompok usia'.
Varian yang diklaim lebih mudah menular ini, kata dia, bahkan bisa menyebabkan dampak yang fatal bagi kelompok lanjut usia (lansia), serta mereka yang memiliki penyakit penyerta atau kondisi khusus.
"Yang jelas penyakit ini, khususnya Delta variant ini menyerang semua usia, fatal terutama memang di usia lanjut atau yang memiliki komorbid atau kerawanan lainnya. orang yang berisiko ini akan sangat rawan," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Minggu (4/7/2021).
Kendati saat ini banyak anak-anak yang turut terinfeksi Covid-19, khususnya di wilayah DKI Jakarta, namun ia menyebut varian ini tidak secara khusus menyerang kelompok usia anak.
"Jadi tidak khusus menyerang anak ya," kata Dicky.
Ia kemudian memprediksi puncak peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi menjelang akhir Juli 2021.
Terlebih saat ini fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) sudah tidak mampu menampung lonjakan kasus positif.
Banyak di antara pasien yang memiliki gejala beragam ini terpaksa mengisolasi secara mandiri di rumah.
"Situasi ini masih akan berlanjut sampai mendekati akhir bulan ini sebagai puncaknya. Apalagi kita ini di tengah situasi di mana semakin banyak pasien yang tidak tertangani ya," papar Dicky.
Saat ini, angka laporan kasus memang mengalami peningkatan, kata dia, namun belum terlalu tinggi lantaran testing yang dianggap kurang optimal.
Dicky berharap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli mendatang, dapat memaksimalkan upaya testing ini hingga mencapai angka 500.000.
Baca juga: Hasil Studi Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Efektif Lawan Varian Delta dan Kappa, Ini Penjelasannya
"Karena memang sudah sangat banyak ini laporan kasus, (tapi) kita belum menunjukkan peningkatan yang berarti karena memang testingnya juga 'segitu', belum meningkat, kita harapkan dari ppkm darurat itu bisa 500.000," jelas Dicky.
Sehingga nantinya bisa menemukan banyak kasus infeksi baru, kemudian segera ditindaklanjuti melalui upaya isolasi, baik mandiri maupun yang difasilitasi oleh pemerintah.
"Dan langsung isolasi karantina, mau mandiri, mau difasilitasi," tutur Dicky.
Dicky pun menekankan bahwa keterbatasan fasyankes akibat lonjakan pasien Covid-19 seharusnya menjadi momen yang tepat bagi pemerintah untuk serius mengedukasi masyarakat terkait bagaimana cara mengisolasi diri di rumah.
"Tapi yang jelas, bahwa saat ini sudah waktunya memberikan edukasi pada publik bagaimana dan apa yang harus dilakukan kalau isoman (isolasi mandiri), yang jelas tidak ada hal hal yang aneh ya sebetulnya," pungkas Dicky.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Perlu Obat, Isolasi Mandiri untuk OTG, Hanya Perlu Air Putih, Gizi Seimbang, Kumur Air Garam