Berita Kaltara Terkini
Pandemi Covid-19, Kepala LPMP Kaltara Minta PTM Terbatas Tak Tambah Buruk Kondisi
Kepala LPMP Kaltara Jarwoko berharap, rencana Pembelajaran Tatap Muka atau PTM secara terbatas di masa Pandemi Covid-19.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan atau LPMP Kaltara Jarwoko berharap, rencana Pembelajaran Tatap Muka atau PTM secara terbatas di masa Pandemi Covid-19, tidak memperburuk kondisi yang ada.
Menurutnya, PTM terbatas dapat dilaksanakan dengan sistem buka tutup, sepanjang kasus Covid-19 di suatu daerah tengah melandai.
Dirinya menginginkan, agar PTM Terbatas nantinya dapat dilaksanakan, agar perkembangan pendidikan anak dapat terpantau.
Baca juga: PTM SD dan SMP di Tana Tidung Dimulai 21 Juli 2021, Zona Orange & Merah Ditunda Sementara Waktu
Hal ini ia ungkapkan dalam Webinar Kesiapan PTM Terbatas tahun ajaran 2021/2022, Selasa (13/7/2021).
"Kepentingan keselamatan juga penting, dan kepentingan perkembangan pendidikan anak didik juga sama pentingnya," ujar Kepala LPMP Kaltara, Jarwoko.
"Kalau terlalu lama perkembangan anak anak tidak kita mitigasi, dan anak-anak tidak dapat perkembangan pendidikan secara baik, bukan bonus demografi yang didapat namun bencana demografi," tambahnya.
Baca juga: Zona Oranye, Mulai Senin 12 Juli 2021, Sekolah di Wilayah Kabupaten Nunukan Ini, Tak Melakukan PTM
Lebih lanjut Jarwoko mengingatkan bila memperburuk keadaan, artinya tidak hanya membuka sekolah di tengah kasus Covid-19 yang tengah menanjak, namun juga menutup sekolah yang seharusnya bisa dibuka.
"Kalau sekolah bisa didorong untuk PTM ya mari kita buka, jadi ada situasi buka tutup buka tutup, jadi kita tidak bisa melakukan penyeragaman kebijakan," ucapnya.

"Ya mungkin untuk dibuka jangan ditutup, yang tidak mungkin untuk dibuka ya ditutup,
Jadi jangan sampai menambah memperburuk keadaan," katanya.
Menurutnya PTM terbatas dilakukan dalam rangka memutus kejenuhan siswa selama belajar daring, selain itu tuntutan dalam PTM tidak lagi dalam rangka menuntaskan pelajaran, tetapi lebih kepada menumbuhkan pemikiran kritis dan kontekstual bagi siswa.
"Ini untuk memutuskan kejenuhan siswa, kitaa sebenarnya tidak dituntut menyelesaikan program pelajaran, tetapi lebih kepada menumbuhkan pemikiran kritis bagi anak didik," tuturnya.
Baca juga: 80 Persen Sekolah di Kabupaten Malinau Laksanakan PTM, Khusus Wilayah Rawan Covid-19 Ditunda
Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 3 Betayau Tana Tidung, Siti Kariah menjelaskan bila sekolahnya berhasil menyelenggarakan PTM terbatas selama pandemi Covid-19.
Menurut Siti Kariah, pelaksanaan PTM terbatas dapat dilakukan dengan sistem buka tutup sekolah, dengan mengikuti tren kasus Covid-19 di sekitar sekolah.
"Kami sudah melakukan buka tutup sekolah, di bulan Februari 2021 kita tutup karena ada beberapa waega sekitar sekolah yang positif Covid-19, lalu dua minggu setelahnya kami buka lagi," terang Siti Kariah.
Pihaknya mengaku PTM sangat penting dilakukan lantaran siswa di wilayah Betayau Tana Tidung, masih banyak yang tidak memiliki jaringan internet, serta tidak semua memiliki gadget.
Selain itu menurut Siti pelaksanaan PTM juga diharapkan mampu menghindarkan kehilangan kemampuan siswa atau learning loss selama masa belajar daring di masa pandemi.
"Mengapa harus PTM?, karena belajar daring tidak efektif, jaringan internet tidak stabil, gadget juga tidak semua punya," terangnya.
"Siswa mengalami learning loss, kemampuan berhitung juga lemah seperti perkalian dan pembagian, bahkan untuk siswa Kelas IX, tidak hanya itu kemampuan membaca rendah dalam mendeskripsikan isi bacaan dan menyimpulkan isi bacaan," tambahnya.
Baca juga: Ana-anak Rawan Terpapar Covid-19, Komisi 1 DPRD Malinau Usulkan Tunda Pembelajaran Tatap Muka
Secara teknis SMPN 3 Betayau juga menerapkan Prokes yang ketat selama PTM berlangsung. Bahkan pihaknya juga mewajibkan tenaga pendidik untuk melakukan rapid antigen.
"Kita sudah siapkan prokes di sekolah,
guru dan tenaga pendidik juga wajib rapid test, siswa kita minta juga isolasi mandiri dulu kalau datang dari luar Betayau," terangnya.
"Tempat duduk berjarak 1,5 Meter, siswa hanya belajar 2 Hari, dan 4 Hari di rumah. Tiap hari itu 2 Jam 45 Menit, dan itu kita bagi menjadi 3 Shift," tuturnya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi