Berita Tarakan Terkini
Tabung Oksigen Menipis Berimbas ke Penggunaan Ventilator di RSUD Tarakan, Lakukan Alternatif ini
Ketersediaan tabung oksigen menipis di RSUD Tarakan berimbas ke penggunaan ventilator di RSUD Tarakan, lakukan alternatif ini.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
Kebutuhan oksigen per hari bisa sampai 300 tabung.
“Saat ini tersedia kurang 200 tabung. Masih kekurangan 120 tabung per harinya. Itu pun kami punya mesin oksigen sendiri, kebutuhan di luar dari tabung oksigen,” ujarnya.
Menyoal pasokan oksigen yang rencananya akan didatangkan pemerintah Kota Tarakan, ia juga sudah mendengar akan didatangkan.
Dan informasi terakhir ia terima akan datang 200 tabung oksigen dari Balikpapan.
“Sampai hari ini infonya terakhir, kemungkinan Jumat ini tiba. Mudahan bisa aman di perjalanan,” harapnya.
Untuk alokasi RSUD Tarakan ia berharap mendapatkan 100 tabung oksigen sebagai cadangan.
Karena mengingat kebutuhan oksigen di RSUD Tarakan 200 hingga 300 tabung per hari.
“Ini sangat kekurangan oksigen kita. Hampir semua oksigen digunakan untuk Covid-19,” jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Nella, ahli anastesi di RSUD Tarakan menjelaskan kondisi ventilator yang tak bisa maksimal penggunaanya lantaran keterbatasan pasokan oksigen.
RSUD Tarakan menyiapakn back up atau cadangan ventilator sebanyak 10 unit dan alat HNFC.
Namun lanjut dr. Nella, dengan kondisi oksigen yang sangat kritis saat ini dengan terpaksa semua alat dihentikan.
“Jadi hanya maksimal memakai oksigen sungkup. Memang seperti ini kondisinya bukan hanya di ICU Covid-19 tapi juga di ruang perawatan biasa pasien non Covid-19,” bebernya.
Baca juga: Antisipasi Kelangkaan Oksigen, Dinas Kesehatan Data Kebutuhan Rumah Sakit yang Ada di Kaltara
Baca juga: Walikota Tarakan dr Khairul Siap Datangkan Oksigen dari Luar, Antisipasi Pasien Covid-19 Melonjak
Baca juga: Satgas Covid-19 Tarakan Jamin Pasokan Oksigen Aman Jika Kasus Corona Melonjak Naik, Ini Langkahnya
Kondisi ini, lanjutnya, sangat memperihatinkan karena beberapa pasien sebelumnya sudah mendapatkan alat bantu napas.
Namun, karena suplai oksigen yang semakin menurun mau tidak mau mengganti diturunkan support alatnya.
“Tadinya harusnya pakai alat namun karena alatnya tidak kuat, oksigennya tidak bisa dipakai sehingga kembali ke oksigen sungkup,” pungkasnya. (*)
Penulis: Andi Pausiah
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official