Berita Bulungan Terkini

Mengenal Panganan Khas Bulungan, Kue Gula Tarik Dibuat Orang Terpilih & Tak Boleh Bicara Kasar

Mengenal panganan khas Bulungan, kue gula tarik dibuat orang terpilih dan tak boleh bicara kasar saat proses pembuatan kue gula tarik.

Penulis: - | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/GEORGIE SENTANA HASIAN SILALAHI
Hidangan Tradisional di Situs Rumah Raya Kesultanan Bulungan Jumat (15/10/2021). 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Mengenal panganan khas Bulungan, kue gula tarik dibuat orang terpilih dan tak boleh bicara kasar saat proses pembuatan kue gula tarik.

Kue gula tarik adalah salah satu jajanan asli Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) yang mulai sulit ditemukan, selain cita rasanya manis, gula tarik menjadi hidangan utama di setiap acara besar Kesultanan Bulungan.

"Gula tarik itu filosofinya, yang mengerjakannya hanya orangtua, seperti tidak boleh kotor tempatnya, tidak boleh berbicara kasar, duduknya harus sopan," ungkap Lestari Siska Penanggung Jawab Hidangan Tradisional di Situs Rumah Raya Kesultanan Bulungan.

Baca juga: Cerita Dibalik Masjid Jami Sultan Muhammad Kasimuddin Tanjung Palas, Ada Makam Kesultanan Bulungan

Lestari juga menjelaskan, pembuatan Gula Tarik, hanya menggunakan bahan utama air dan gula yang direbus selama 1 jam, sampai menjadi warna kecoklatan seperti karamel kental dan padat.

"Ada lagi kue lelantuk, ada kue hitam atau dulu disebut kue telinga Kayan, ada kue bingkak dan lain-lainnya," ucapnya Jumat (15/10/2021).

Ia menambahkan bahwa, jajanan Tradisional Khas Bulungan tersebut, hanya akan di hidangkan pada saat acara Birau.

"Ya sebagai ucapan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'Ala dimana kita selalu dirahmati baik itu kesehatan maupun rejeki, khususnya daerah kita Bulungan Kalimantan Utara," ujarnya Kepada TribunKaltara.com.

Lestari menceritakan, pembuatan Gula Tarik terbilang hanya orang pilihan seperti warga Tanjung Palas Hulu, termasuk aya' (paman/bibi) dari Bupati Bulungan Syarwani.

Baca juga: Lembaga Adat Kesultanan Bulungan Berikan Gelar ke Forkopimda, Berikut Respons Bupati Syarwani

"Aya' bapak Bupati, hanya mereka yang bisa membuat, untuk masyarakat lain, tidak ada yang bisa membuatnya, makanya harus ada generasi penerusnya pelajari buat Gula Tarik tersebut," tegasnya.

Selain acara memperingati Birau, Lestari juga sampaikan, hidangan kue Gula Tarik, bisa disediakan pada acara pernikahan adat, Bebertua, Tasmiyah.

"Harapan saya panganan lokal itu ditingkatkan, jadi ini harus kita upayakan, supaya melestarikan budaya, sehingga kalau di UMKM bisa meningkatkan, hasil produksi rumahan," tutupnya.

Penulis : Georgie Sentana Hasian Silalahi
(TRIBUNKALTARA.COM/GEORGIE SENTANA HASIAN SILALAHI).

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved