Berita Tarakan Terkini
Beber Perkembangan Investasi Kaltara, Sempat Terkontraksi, Nilai Tertinggi Ada di Triwulan II 2020
Beber perkembangan investasi Kaltara, sempat terkontraksi, nilai investasi tertinggi ada di triwulan II 2020.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
Dari sektor sekunder, lapangan usaha industri makanan tambahnya, juga terus menunjukkan tren peningkatan sejalan dengan sektor tersier yang diwakili oleh lapangan usaha perdagangan dan reparasi.
Sementara itu, berbeda dengan PMDN, dalam lima tahun terakhir, PMA relatif menunjukkan tren penurunan khususnya untuk sektor primerdan tersier.
Dari sektor primer, lapangan usaha tanaman pangan dan perkebunan merupakan salah satu dan yang utama menunjukkan tren penurunan sejak tahun 2017.
Lapangan usaha ini tentunya sangat berkaitan dengan CPO yang menjadi salah satu tumpuan perekonomian Kaltara.
“Dengan semakin maraknya environment campaign di berbagai negara, sebagai salah satu negara eksportir CPO terbesar tentunya Indonesia dalam hal ini Kaltara perlu melakukan hilirisasi produk CPO untuk dapat meningkatkan nilai jual,” jelasnya.
Di sisi lain dari sektor sekunder justru menunjukkan tren peningkatan terutama terlihat dari lapangan usaha industri makanan yang terus bekembang di Kalimantan Utara
Dalam hal ini tambahnya, ia juga menjelaskan mengenai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang merupakan suatu indikator untuk menilai seberapa mampu suatu nilai investasi untuk dapat meningkatkan produk nilai tambah dari suatu wilayah.
Umumnya kata Tedy, semakin kecil nilai ICOR yang dihasilkan maka semakin efektif pengelolaan investasi yang ada untuk mendorong perekonomian daerah tersebut.
Pada tahun 2020, tercatat Kalimantan Utara mengalami peningkatan nilai ICOR dari tahun tahun sebelumnya.
Baca juga: Level PPKM sudah Turun, SMA/SMK di Tarakan Ditargetkan PTM Terbatas Mulai Senin 25 Oktober 2021
“Namun demikian, hal ini juga dirasakan oleh seluruh provinsi yang ada di Kalimantan, dimana tahun 2020 merupakan tahun pandemi sehingga menyebabkan seluruh wilayah di Kalimantan mencatatkan pertumbuhan negatif sepanjang tahun 2020,” ulasnya.
Meski demkian, lanjut Tedy, pada tahun 2021 diperkirakan ICOR Kaltara akan mengalami perbaikan mendekati kondisi pra pandemi.
“Hal ini juga sejalan dengan target BAPPENAS yang menargetkan ICOR nasional akan turun menjadi 6,24 pada tahun 2022 mendatang,” pungkasnya. (*)
Penulis: Andi Pausiah