Berita Tana Tidung Terkini
Wabup KTT Jawab Pandangan Fraksi Terhadap Raperda APBD 2022: Belanja yang Tak Efisien Dikurangi
Wabup KTT Hendrik jawab pandangan fraksi terhadap Raperda APBD 2022: Belanja yang tak efisien dikurangi.
Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
lihat foto
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Wabup KTT Hendrik jawab pandangan fraksi terhadap Raperda APBD 2022: Belanja yang tak efisien dikurangi.
Wakil Bupati Tana Tidung, Hendrik sampaikan jawaban Pemerintah Kabupaten Tana Tidung atas pandangan umum fraksi-fraksi terhadap nota penjelasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2022.
Jawaban tersebut, disampaikan dalam Sidang Paripurna ke XX Masa Sidang III, di Gedung DPRD Kabupateb Tana Tidung, Jumat (5/11/2021).
Baca juga: Usulkan Pembebasan Lahan 76 Ribu Ha, Bupati Ibrahim Minta Masyarakat KTT Tak Mudah Berjual Aset
Hendrik mengapresiasi atas masukan yang diberikan oleh masing-masing fraksi yang disampaikan pada Rabu (3/11/2021) lalu.
"Saya sangat berterima kasih atas masukan saran yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Tana Tidung terhadap nota penjelasan terkait Raperda APBD 2022.
Semua saran yang diberikan seluruh fraksi, merupakan masukan yang berharga untuk menyempurnakan Raperda APBD 2022 ini," ujarnya.
Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tana Tidung tidak hanya berupaya untuk memberikan jaminan kesehatan bagi rakyat miskin. Namun juga, semaksimal mungkin melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Tana Tidung.
"Bahkan di pedesaan. Ini susai dengan tujuan dan manfaatnnya, karena sangat disayangkan jika mambangun fasilitas yang tidak sesuai dengan manfaatnya," katanya.
Baca juga: Kalah 2-1 Lawan KTT FC, Bulungan A Tersingkir dari Piala Gubernur Kaltara 2021
Sementara itu dia katakan, hampir semua Pagu yang ditentukan kepada perangkat daerah mengalami penurunan. Mengingat, adanya penurunan APBD di seluruh Indonesia, tidak terkecuali Kabupaten Tana Tidung.
"Saat ini, tim anggaran juga sedang melakukan asistensi untuk menelaah lebih rinci, terhadap program dan kegiatan.
Dan juga mengurangi belanja yang tidak efisien, seperti belanja perjalanan dinas; belanja barang, jasa, dan pemeliharaan; belanja modal (pengadaan mobil dan motor); serta belanja bimbingan teknis atau sosialisasi," terangnya.
Penulis: Risna
