Berita Malinau Terkini

Pasang Surut Usaha Kerajinan Tangan, Pengrajin Malinau Sebut Ketekunan Modal Utama Lakoni Bisnis

Pasang surut usaha kerajinan tangan, pengrajin Malinau sebut ketekunan modal utama lakoni bisnis.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Pelaku usaha dan pengrajin lokal sedang membuat produk kerajinan tangan di Kecamatan Malinau Kota, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu. ( TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI ) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Pasang surut usaha kerajinan tangan, pengrajin Malinau sebut ketekunan modal utama lakoni bisnis.

Usaha kerajinan tangan daerah seperti kegiatan usaha lain di Malinau pasang surut selama pandemi Covid-19.

Dalam menghasilkan karya yang berkualitas, kerajinan tangan memerlukan waktu, tenaga, keahlian dan kesabaran.

Baca juga: Tersisa 1 Kasus Aktif Covid-19, Malinau Menuju Wilayah Zero Kasus, Vaksinasi Terus Digenjot

Saat ini, pengrajin lokal perlahan-lahan tidak lagi ditekuni sebagai sumber penghasilan utama, melainkan rutinitas sambilan.

Pengrajin Rotan Desa Pelita Kanaan, Ari Sandi merupakan satu dari sekian pengrajin yang masih melakoni serius dunia bisnis kerajinan tangan.

Mantan karyawan badan usaha Pemda Malinau tersebut mengakui tak sedikit warga yang juga berniat belajar menyelami keterampilan ini, namun akhirnya mundur secara perlahan.

"Salah satu modal produksi kerajinan tangan ini dari segi SDM. Karena pengalaman kami pernah beberapa kali melatih warga, paling lama bertahan satu minggu. Hal pertama yang harus dimiliki pengrajin adalah ketekunan," ujarnya, Rabu (24/11/2021).

Baca juga: Catat Jadwal Speedboat dari Malinau Tujuan Kota Tarakan Rabu 24 November 2021

Menurutnya, sama seperti usaha lainnya, ketekunan dan kesabaran adalah modal utama yang harus dimiliki calon Pengrajin.

Ari Sandi mengakui, selama melakoni bisnis tersebut, nasibnya tak selalu mujur. Kadang pemesanan berlimpah, kadang pula sepi peminat.

Komunitas pengrajin di RT 7 Desa Pelita Kanaan tersebut
mengandalkan kerajinan tangan berupa perabotan rumah tangga.

"Kerajinan tangan yang paling diunggulkan di sini kursi rotan. Itu biasanya kami jual paling tinggi Rp 5 sampai Rp 6 juta. Pemesan biasanya ada lokal, dari luar juga seperti Mensalong, KTT, Tanjung," katanya.

Pengrajin bambu asal Desa Seruyung, Taruni juga menyampaikan hal yang sama. Pengrajin ditutut untuk teliti dan tekun menyelesaikan pekerjaannya.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Kaltara Rabu 24 November 2021, BMKG: Waspada Hujan Petir di Malinau Sore Ini

Seperti produk anyaman bambu, mulai dari memilah bahan baku, bambu, hingga proses menganyam, ketelitian hal terpenting untuk menghasilkan karya berkualitas.

"Contohnya menganyam bambu ini harus orang tahan duduk. Pekerjaan harus rapi, teliti, supaya anyamannya rapat. Kalau saya kuncinya dua itu tadi, sabar dan tekun," katanya.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved