Berita Nunukan Terkini

LPG Langka di Krayan, Warga Beber Mahalnya Biaya Masak Pakai Kayu Bakar & Dampaknya pada Lingkungan

LPG langka di Krayan Nunukan, warga beber mahalnya biaya masak pakai kayu bakar & dampaknya pada lingkungan.

IST/Pertamina
Ilustrasi - PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan saat memasok Elpiji ke Kecamatan Krayan, Kalimantan Utara. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - LPG langka di Krayan Nunukan, warga beber mahalnya biaya masak pakai kayu bakar & dampaknya pada lingkungan.

Camat Krayan, Kabupaten Nunukan, Haberly mencoba membandingkan biaya yang dikeluarkan memasak menggunakan kayu bakar, dengan menggunakan Elpiji.

Belum sebulan, Haberly mengungkapkan, kayu bakar senilai Rp 700 ribu per kubik sudah habis.

Sedangkan, dikatakan Haberly lagi, memasak menggunakan Elpiji Pertamina 12 Kg, Haberly cukup mengeluarkan Rp 200 ribu per bulan.

Baca juga: Harga Cabai di Nunukan Semakin Pedas, Pasokan dari Sulawesi Terbatas, Capai Rp 120 Ribu Per Kilogram

Suplai tabung Elpiji terhenti lagi, Camat di Krayan Nunukan akui masak pakai kayu bakar, khawatir terjadi sampai Natal tiba.

Krayan selalu mendapat cobaan di hari Natal, begitulah yang disampaikan Camat Krayan, Haberly.

Pada Natal tahun 2020, Krayan terkena pemadaman listrik secara bergilir akibat mesin PLN rusak, dan tahun ini suplai tabung Elpiji terhenti lagi dari Pertamina di Tarakan.

Menurut Haberly, alasan yang ia peroleh dari Pertamina masih sama yakni Pesawat Cassa milik PT Pelita Air Service mengalami kerusakan.

"Setelah terhenti beberapa bulan, tanggal 23 November lalu tabung Elpiji dikirim, kemudian terhenti lagi. Ini sudah mau sebulan terhenti sampai sekarang," kata Haberly kepada TribunKaltara.com, Senin (20/12/2021), sore.

Ditambah, 1.000 tabung Elpiji kosong yang sudah dikirim ke Serawak, Malaysia hingga kini tak kunjung mendapat kepastian.

Hal itu kata Haberly berdampak pada persiapan warga nasrani di Krayan untuk menyambut hari Natal.

"Di beberapa gereja sudah mulai merayakan Natal sejak awal bulan Desember. Masalah kita hanya soal tabung Elpiji, karena masyarakat mau masak terpaksa pakai kayu bakar, termasuk saya," ucapnya.

Baca juga: Update Vaksinasi Covid-19 Kaltara, Satgas Beber Tarakan Tembus 80 Persen dan Nunukan Masih 63 Persen

Haberly khawatirkan hingga hari Natal tiba, suplai tabung Elpiji ke Krayan hanya sebuah harapan.

Bagi Haberly, memasak menggunakan kayu bakar selain tidak efektif dan efisien, juga boros serta merusak lingkungan.

Jika dibuat perbandingan harga kayu bakar dan tabung Elpiji 12 Kg cukup jauh perbedaannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved